Home   Blog  
Jurnalisme

  Friday, 12 December 2025 12:00 WIB

Verba Pewarta: Fungsi, Jenis, dan Perannya dalam Teks Berita

Author   Raden Putri
Verba Pewarta: Fungsi, Jenis, dan Perannya dalam Teks Berita

Verba pewarta adalah salah satu bentuk kaidah kebahasaan yang sering dipakai dalam penulisan teks berita maupun laporan informatif. Jenis verba ini berfungsi untuk menyampaikan atau melaporkan informasi dari narasumber secara jelas dan terstruktur.

Banner Flash Sale 1212 - Artikel

Dengan begitu, pembaca bisa memahami siapa yang berkata, menjelaskan, atau mengonfirmasi suatu pernyataan. Hal ini penting untuk menjaga kejelasan dan kredibilitas suatu produk jurnalistik. Namun, sebenarnya apa yang dimaksud dengan verba pewarta? Simak rangkuman informasinya berikut ini.

Pengertian Verba Pewarta

Menurut para ahli, verba pewarta adalah kata kerja yang digunakan untuk menunjukkan atau mengindikasikan adanya percakapan dalam teks berita. Aftalin Zahro dan Cahyo Hasanudin (2022) menyebutkan, kata kerja ini dipakai untuk menandai proses ketika seseorang berbicara atau menyampaikan informasi.

Secara bahasa, istilah ini dapat dilihat dari kata pembentuknya, yakni “verba” yang berarti kata kerja yang menggambarkan tindakan, dan “pewarta” artinya orang yang mewartakan atau mengabarkan sesuatu. Jadi, verba pewarta adalah kata kerja yang digunakan untuk menggambar tindakan menyampaikan informasi oleh seseorang.

Seorang pewarta atau wartawan bertugas untuk mengumpulkan informasi, fakta, melakukan wawancara, serta menyusun dan menulis berita yang objektif serta akurat. Oleh karena itu, kata kerja pelaporan ini sering digunakan karena cenderung objektif dan deskriptif, fokus pada fakta, serta untuk menghindari dari penilaian atau interpretasi subjektif.

Banner Survey Tempo Institute

Fungsi Verba Pewarta dalam Teks Berita

Dalam teks berita, jenis frasa ini memiliki intensitas penggunaan yang tinggi. Fungsi utamanya adalah memberikan kejelasan tentang siapa yang berbicara, apa yang disampaikan, serta bagaimana informasi itu diucapkan. 

Penggunaan verba pewarta dalam berita juga membantu menjaga akurasi berita dan mempermudah pembaca memahami alur informasi. Berikut adalah beberapa fungsi lainnya:

  1. Menandai adanya percakapan atau ujaran: Menunjukkan bahwa seseorang sedang berbicara, mengutip, atau menyampaikan informasi, misalnya mengatakan, menjelaskan, mengungkapkan.
  2. Memberi kejelasan sumber informasi: Membantu pembaca mengetahui siapa yang berbicara atau membuat pernyataan dalam teks berita.
  3. Menghubungkan kutipan dengan konteks peristiwa: Kata kerja ini menjembatani antara ucapan narasumber dan informasi yang sedang diberitakan, sehingga alurnya lebih jelas.
  4. Menunjukkan sikap atau nuansa dalam ucapan: Pilihan frasa dapat mencerminkan nada atau intensi, contohnya menegaskan, mengakui, memperingatkan, mengklaim.
  5. Meningkatkan objektivitas berita: Dengan menyebutkan siapa yang berkata apa, reporter menghindari opini pribadi dan membuat berita lebih faktual.
Verba pewarta adalah

Jenis-Jenis Verba Pewarta

Terdapat berbagai jenis kata kerja pelaporan yang umum digunakan dalam teks berita. Berikut beberapa kategorinya berdasarkan fungsi makna dan nuansa ujaran:

1. Netral

Kata kerja pelaporan ini digunakan untuk menyampaikan informasi tanpa menunjukkan sikap atau emosi tertentu. Contoh verba pewarta: mengatakan, menyampaikan, menjelaskan, memberitahu, mengungkapkan.

2. Menguatkan (Assertive)

Dipakai ketika narasumber menegaskan, menekankan, atau memastikan sesuatu. Contohnya: menegaskan, menekankan, memastikan, meneguhkan.

3. Melaporkan (Reportive)

Menggambarkan tindakan menyampaikan laporan, hasil pengamatan, atau data tertentu. Contohnya: melaporkan, memaparkan, menguraikan, menyebutkan.

4. Mengutip (Quotative)

Digunakan untuk menunjukkan bahwa ucapan diambil langsung dari narasumber atau kutipan. Contohnya: mengutip, menukil, menirukan.

5. Menolah atau Membantah

Kata kerja pelaporan ini dipakai guna menunjukkan pernyataan yang berisi sangkalan atau penolakan. Contohnya: membantah, menyangkal, menolak, menepis.

6. Mengklaim

Menunjukkan pernyataan yang berisi sangkalan atau penolakan. Contohnya: membantah, menyangkal, menolak, menepis.

7. Memperingatkan

Menandai kalimat untuk bentuk ajakan, larangan, atau peringatan. Contohnya: memperingatkan, mengimbau, menyerukan, meminta.

8. Menginstruksikan

Kata kerja pelaporan ini menunjukkan adanya perintah atau arahan dari seseorang. Contohnya: memerintahkan, menginstruksikan, mengarahkan, meminta.

Verba pewarta adalah

Perbedaan Verba Pewarta dan Verba Biasa

Sebagai salah satu ciri kebahasaan teks berita, verba pewarta berbeda dengan verba biasa. Kata kerja biasa umumnya digunakan untuk menggambarkan tindakan, keadaan, atau proses secara luas, seperti berlari, makan, bekerja, atau tidur.

Sedangkan, kata kerja pelaporan lebih spesifik untuk menyampaikan ujaran, pernyataan, laporan, atau pendapat seseorang dalam konteks pelaporan atau pemberitaan, seperti mengatakan, menegaskan, menjelaskan.

Kata kerja biasa juga bisa muncul di berbagai jenis bentuk teks, tanpa harus menandai sumber ujaran, seperti naratif, deskriptif, dan eksposisi. Sementara kata kerta pelaporan berperan sebagai signal verb atau reporting verb yang menunjukkan bahwa sebuah informasi berasal dari pembicara atau narasumber tertentu.

Selain itu, verba pewarta juga berbeda dengan verba transitif, sebuah kata kerja yang membutuhkan objek agar maknanya lengkap, seperti membaca buku, membeli makan, atau menonton film. Sedangkan, verba pewarta digunakan untuk menandai ucapan atau pernyataan seseorang dalam teks berita, dan tidak fokus pada tindakan fisik.

Mengapa Verba Pewarta Penting dalam Jurnalistik

Dalam sebuah karya jurnalistik, penggunaan reporting verbs ini sangat penting untuk mengetahui bahwa seseorang menulis atau membicarakan informasi dari narasumber lain, dan bukan opini penulis. 

1. Menjaga objektivitas dan akurasi pemberitaan

Dengan menggunakan verba pewarta, jurnalis tidak memasukkan opini pribadi secara langsung. Kata kerja tersebut menunjukkan bahwa penulis menyampaikan pernyataan narasumber sebagaimana adanya, sehingga berita terasa lebih adil dan objektif.

2. Menandai sumber informasi secara jelas

Kata kerja ini membantu pembaca memahami siapa yang mengatakan apa. Hal ini penting agar tidak terjadi kebingungan antara kutipan, fakta, dan opini.

Dengan jelasnya sumber informasi yang disampaikan, maka akan mempermudah proses verifikasi fakta dan atribusi ulang informasi kepada masyarakat. Saat berita dikutip ulang, reputasi sumber tetap terlindungi asalkan pernyataan tetap jelas dan lengkap.

3. Menciptakan variasi gaya penulisan

Terdapat banyak pilihan kata kerja pelaporan, seperti menyatakan, menegaskan, memaparkan, menyampaikan, dan lainnya. Dengan begitu, wartawan bisa memilih kata kerja yang sesuai nada dan konteks, sehingga teks menjadi lebih dinamis dan ekspresif, tanpa mengorbankan kejelasan.

Banner Kelas Bundling


Bagikan