Home   Blog    Buku
Kiat

  Tuesday, 25 July 2023 10:08 WIB

Publikasi Bukumu “Sendiri” dengan self-publishing

Author   Digital Marketing

Ilustrasi buku yang dibaca

Ada satu cara publikasi buku yang belum banyak orang tahu. Namanya self publishing. Dari namanya, penulis buku akan menerbitkan bukunya “sendiri”. Lalu, apa makna dari kata “sendiri”?

Menerbitkan buku karya sendiri memang tidak mudah, bahkan sekelas penulis ternama sekalipun. Untuk menerbitkan sebuah buku, ada banyak tahapan yang harus dilewati, tidak hanya soal redaksional saja.

Mencari penerbit, editing, layouting, memilih desain cover, hingga berdiskusi soal biaya pencetakan adalah serangkaian proses panjang yang harus dilalui penulis untuk menerbitkan bukunya. Walau terkadang, bagi penulis yang sudah populer dan kredibilitasnya baik, akan lebih mudah melalui proses itu karena ada kerjasama yang baik dengan pihak penerbit. 

Sayangnya, kemudahan itu tidak berlaku bagi semua penulis, terlebih para penulis baru. Mereka harus mencari penerbit yang mau menerbitkan karya mereka. Sedangkan bisnis penerbitan juga enggan rugi dan lebih memilih penulis yang sudah terkenal dan memiliki penggemar sebagai jaminan bukunya akan laku. 

Alasan ini yang mendasari kemunculan penerbit-penerbit indie dan self-publishing di tahun 1990-an di Amerika dan Eropa. Sedangkan tren penerbit indie dan self-publishing di Indonesia baru muncul di awal tahun 2000-an. Tren ini didukung kebijakan pemerintah yang menggratiskan biaya pendaftaran International Standard Book Number (ISBN) di tahun 2011. 

Setelah kebijakan pendaftaran ISBN gratis, self-publishing makin menjamur. Kini para penerbit mayor juga harus bersaing dengan pelaku self-publishing dan penerbit-penerbit indie. 

Berdasarkan data dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI), tahun 2021 menjadi tahun dengan jumlah buku terbit terbanyak di lima tahun terakhir dengan jumlah 147.404 judul buku dan 159.329 buku ber-ISBN. Data ini menunjukkan, jika buku fisik masih menjadi primadona di tengah buku-buku digital yang makin marak. Bagi sebagian orang, mencetak karya dalam bentuk buku fisik memiliki nilai tersendiri. Itulah yang jadi alasan banyak penulis baru memilih jalan self-publishing. 

Self-publishing adalah proses menerbitkan buku, di mana penulis menerbitkan sendiri karya mereka secara mandiri tanpa melibatkan penerbit. Jika lewat penerbit tradisional, penulis cukup memberikan naskah mereka dan berdiskusi soal penyuntingan, tata letak dan desain cover, tapi semua itu sudah disediakan oleh pihak penerbit. 

Berbeda dengan self-publishing, tanggung jawab segala aspek ada di tangah penulis itu sendiri. Mulai dari penyuntingan, tata letak, desain, cetak, mengurus ISBN, memasarkan buku, semua dilakukan tanpa bantuan penerbit.

Kini, ada banyak platform self-publishing, baik secara online maupun offline. Bahkan, ada komunitas penulis yang mengumpulkan tulisan mereka untuk diterbitkan bersama dalam satu buku. Komunitas ini bisa ditemui di berbagai media sosial, salah satunya Wattpad.

Kumpulan penulis ini akan membuat proyek bersama, menentukan tema tulisan mereka bersama, memilih desain cover mereka sendiri, dan iuran untuk mencetak karya mereka di percetakan yang menerima cetak buku dengan jumlah eksemplar yang tidak dibatasi. Self-publishing menjadi angin segar bagi para penulis pemula yang ingin merasakan karyanya dicetak dalam bentuk buku.

Kamu pun bisa belajar membuat resensi buku bareng Tempo Institute, lo. Yuk, ikuti kelas Menulis Resensi Buku di Tempo Institute bersama ahlinya!

Baca juga : Badan Siber dan Sandi Negara Akan Gandeng BIN, TNI, Polri

Bagikan
WordPress Image Lightbox