Home   Blog    Jurnalisme  Komunikasi
Pengembangan Diri

  Wednesday, 16 November 2022 09:26 WIB

Memahami Peran Critical thinking dalam Jurnalistik

Author   Digital Marketing

Ilustrasi penulis yang sedang berpikir untuk tulisannya.

Mengutip pernyataan dari Michael Scriven dan Richard Paul di 8th Annual International Conference on Critical thinking and Education Reform pada 1987, critical thinking adalah disiplin intelektual yang berasal dari kemampuan membuat konsep, mengaplikasikan, menganalisis, menyintesis, dan/atau mengevaluasi informasi yang digabung dari observasi, pengalaman, refleksi, dan komunikasi, sebagai pemandu untuk percaya dan beraksi. Definisi critical thinking sendiri sudah sangat mewakili kerja jurnalisme.

Dalam berpikir kritis, diperlukan nilai-nilai intelektual yang dapat menunjang, yakni soal kejelasan, akurasi, presisi, konsistensi, relevansi, bukti yang masuk akal, alasan yang baik, kedalaman, keluasan dan keadilan. Nilai-nilai ini juga yang diperlukan dalam kerja jurnalisme. Secara tidak langsung seorang jurnalis pasti akan berpikir kritis dalam menjalankan pekerjaannya. Berikut beberapa kelebihan menerapkan critical thinking dalam kegiatan jurnalisme:

1. Mempertajam Angle

Menentukan angle atau sudut pandang dalam jurnalistik sangat penting. Tanpa angle, hasil karya jurnalistik akan terasa sangat hambar dan tidak terarah. Itulah mengapa angle harus ditentukan terlebih dahulu sebelum meliput sebuah kasus. Untuk mencari angle, ada beberapa tips yang bisa dipraktikkan jurnalis, salah satunya dengan berpikir kritis atau critical thinking.

Kemampuan berpikir kritis akan membantu jurnalis dalam menganalisis fakta yang tersaji. Melalui fakta-fakta ini, kemampuan berpikir kritis akan membantu mengarahkan pertanyaan ke konfirmasi. Agar kemampuan critical thinking makin terasah, biasakan diri untuk menambah wawasan dan membuka pikiran atas sudut pandang baru.

2. Mempermudahkan Riset dan Penggalian Data

Setelah menemukan angle, jurnalis harus menggali data lewat riset. Bisa riset dengan kuesioner, atau riset dengan mengobrol bersama orang lain. Apabila pikiran sudah terstruktur, dan tahu apa yang akan diliput, kemampuan berpikir kritis akan mengikuti. Data menjadi bagian penting dalam jurnalistik. Seperti kata Jonathan Haber, seorang penulis buku Pemikiran Kritis, menyebut, “Fakta adalah urat nadi jurnalisme. Mereka hebat, penting.” Itulah mengapa, keberadaan fakta akan mempermudah proses berpikir kritis, sehingga hasil riset lebih akurat.

3. Menguatkan Analisis

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya memahami critical thinking dalam jurnalistik itu sangat penting. Keduanya saling membutuhkan. Ketika seorang jurnalis sudah memiliki angle yang tajam, data yang cukup, pekerjaan selanjutnya adalah menganalisisnya agar menjadi sajian informasi yang mudah dicerna masyarakat luas. Dalam menganalisis, dibutuhkan sudut pandang yang terbuka, sehingga pikiran mau menerima fakta yang meragukan. Selain sudut padang terbuka, skeptis juga akan membantu jurnalis dalam menganalisis sesuatu, karena rasa curiga akan mendorong kita untuk mencari data lebih banyak lagi, sehingga analisis menjadi lebih kuat.

Selain ketiga peran critical thinking dalam jurnalistik di atas, jurnalis juga harus memahami komponen berpikir kritis. Melansir dari laman Critical thinking Organization, dua komponen itu adalah kemampuan menghasilkan dan memproses informasi dan keyakinan. Komponen kedua ialah kebiasaan menggunakan ketrampilan untuk memandu perilaku.

Kemampuan critical thinking tidak hanya memiliki peran besar dalam kegiatan jurnalistik, tapi hampir di berbagai aspek kehidupan manusia. Misalnya dalam memutuskan sebuah pilihan yang sulit, hingga akhirnya berakhir pada sebuah kesimpulan, memerlukan kemampuan untuk berpikir secara kritis. Dan hampir di setiap kehidupan manusia, pilihan itu selalu ada. Oleh karena itu, berpikirlah terlebih dahulu sebelum memutuskan suatu yang besar. Berpikir kritis dapat mengurangi risiko kecewa, apabila hasil dari keputusan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Kekecewaan itu akan bertambah jika tidak diikuti dengan pemikiran yang kritis.

Baca juga : Badan Siber dan Sandi Negara Akan Gandeng BIN, TNI, Polri

Bagikan
WordPress Image Lightbox