Konjungsi pertentangan adalah salah satu elemen yang dipelajari dalam penyusunan kalimat efektif. Ini merupakan kata penghubung yang digunakan untuk menyatakan pertentangan atau perlawanan antara dua gagasan, klusa, atau kalimat dengan makna saling berlawanan.
Kata hubung pertentangan ini sekilas mirip dengan kata penghubung perbandingan, namun keduanya berbeda satu sama lain. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai materi ini, simak penjelasan mengenai konjungsi pertentangan berikut ini.
Konjungsi pertentangan adalah salah satu jenis kata penghubung dalam bahasa Indonesia yang berfungsi mengaitkan dua gagasan atau klausa dengan memiliki makna saling berlawanan dalam satu kalimat. Unsur kebahasaan ini digunakan untuk menegaskan adanya perbedaan, penolakan, atau perlawanan antara dua pernyataan.
Kalimat pertentangan ini sering dipakai agar hubungan makna antarkalimat menjadi lebih logis dan efektif. Beberapa contoh kata yang umum digunakan adalah tetapi, namun, melainkan, padahal, dan lain sebagainya.
Umumnya, kalimat yang menggunakan kata hubung ini memiliki susunan di mana pernyataan pertama dianggap lebih menonjol daripada pernyataan berikutnya. Oleh karena itu, saat membandingkan dua hal yang sama-sama baik, konjungsi tersebut dapat digunakan untuk menegaskan keunggulan dari bagian awal kalimat.
Kata “sebelum itu” tidak termasuk konjungsi yang menyatakan pertentangan karena merupakan keterangan waktu atau frasa temporal. Kata tersebut berfungsi untuk menunjukkan urutan peristiwa, bukan untuk menyatakan pertentangan makna.
Ada banyak jenis kata hubung dalam bahasa Indonesia. Berikut adalah ciri-ciri dari konjungsi pertentangan yang membedakannya dengan kalimat penghubung lainnya:
1. Menunjukkan hubungan berlawanan makna: Kata ini dipakai untuk mengaitkan dua bagian kalimat yang memiliki ide atau pernyataan saling bertentangan atau berbeda pandangan.
2. Menghubungkan unsur setara: Mengaitkan dua klausa atau kalimat berkedudukan sederajat, bukan subordinatif atau tergantung satu sama lain.
3. Membutuhkan tanda baca pemisah: Dalam penulisannya, penghubung seperti ini umumnya diawali dengan tanda koma di akhir klausa pertama untuk menunjukkan peralihan makna.
4. Membantu menegaskan perbedaan atau kontras: Hubungan pertentangan ini berfungsi sebagai penjelas tentang adanya kontras atau perlawanan antara dua ide sehingga hubungan antarbagian kalimat lebih mudah dipahami.
5. Sering muncul dalam teks argumentatif: Kata ini sering digunakan dalam jenis teks yang membandingkan dua pendapat atau menyampaikan informasi kontra, seperti opini atau esai analitis.

Dalam kaidah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), penulisan konjungsi yang menyatakan pertentangan umumnya didahului oleh tanda baca koma. Tanda baca ini diletakkan di akhir pernyataan pertama sebelum kata penghubung ditulis.
Contohnya: Restoran tersebut memiliki menu makanan yang enak, namun harganya terlalu tinggi dan pelayanannya kurang memuaskan.
Penempatan tanda baca yang tepat penting agar struktur kalimat tetap efektif dan mudah dipahami. Dari sudut pandang sintaksis, kata penghubung ini menyatukan dua unsur kalimat yang setara tapi saling bertentangan.
Dalam kalimatnya, pernyataan pertama biasanya memiliki penekanan makna yang lebih kuat. Sementara itu, bagian kedua berfungsi sebagai penyangkal, pembanding, atau koreksi terhadap pernyataan sebelumnya.
Sering digunakan untuk menegaskan perbedaan, berikut adalah sepuluh kata hubung pertentangan yang sering dipakai:
Untuk lebih memahami penggunaan kata hubung ini, contoh dari konjungsi pertentangan adalah sebagai berikut: