Home   Blog  
Jurnalisme

  Wednesday, 22 December 2021 15:43 WIB

Tips dan Trik Foto Jurnalistik Ciamik

Author   Tempo Institute

Ilustrasi Jurnalistik Foto

Pernahkah Anda mendapati foto di headline koran yang sangat berkesan? Atau foto di kolom berita di media sosial? Misalnya salah satu foto karya Joshua Irwandi yang menunjukkan kondisi korban virus Covid-19 yang meninggal dan dibungkus seperti mumi.

Foto ini memberikan kesan sangat mendalam, dan ingin menunjukkan betapa virus Corona ini berbahaya. Walhasil, foto ini berhasil masuk nominasi World Press Photo Award, dan berhasil meraih peringkat kedua untuk kategori General News.

Foto jurnalistik harus mampu mendeskripsikan sebuah peristiwa secara lugas, dan bersifat objektif.

Foto-foto seperti itu dinamai foto jurnalistik, cabang fotografi yang berbeda dengan cabang lainnya. Foto jurnalistik tak sekadar memotret, tapi harus mengandung unsur 5W+1H, seperti dalam penulisan berita. Seorang jurnalis foto juga harus memahami kaidah jurnalistik, tidak hanya teknik fotografi saja. Melansir tulisan Michael Gabriel dalam laman Contrastly, tujuan utama dari foto jurnalistik adalah menceritakan sebuah peristiwa. Sehingga, foto jurnalistik harus mampu mendeskripsikan sebuah peristiwa secara lugas, dan bersifat objektif. Berikut beberapa perbedaan antara foto jurnalistik dengan foto lain:

  • Mengandung informasi dan unsur 5W+1H.
  • Objektif dan menunjukkan kondisi apa adanya tanpa ada tambahan yang disengaja.
  • Memiliki narasi, dan relevan.
  • Estetik, menarik dan penuh makna.

Untuk mendapatkan foto jurnalistik, Anda harus melakukan liputan, karena foto ini tidak bisa diambil dengan berdiam diri di studio saja. Jurnalis foto juga harus memiliki kepekaan agar mendapatkan foto yang ‘hidup’. Ross Collins, profesor komunikasi dari North Dakota State University menuliskan 10 prinsip untuk jurnalis foto, di antaranya:

  1. Mengambil foto dari jarak dekat, agar jelas dan detail.
  2. Mencari angle yang tak biasa. Jangan hanya berdiam diri saja, tapi eksplore angle.
  3. Identitas objek dalam foto harus jelas.
  4. Jangan hanya memotret satu foto saja.
  5. Mencari bidikan yang membuat foto berbeda dari yang lain.
  6. Menghindari pose yang mencolok, seperti pose-pose yang disengaja dan tidak natural.
  7. Membawa flash elektronik portabel sebagai tambahan cahaya, jika berada dalam minim cahaya.
  8. Fokus pada objek foto yang ingin ditonjolkan.
  9. Teliti dengan distraksi yang mengganggu objek dalam foto.
  10. Jangan jadi pemalu, dan beranilah ketika hendak mengambil foto yang menurut Anda bagus.

Selain prinsip dari Collins itu, sebagai jurnalis foto, Anda juga harus memperhatikan kaidah jurnalistik. Seperti menghormati SARA, tidak mengeksploitasi dan menghormati privasi objek foto Anda. Di sisi lain, jurnalis foto juga ditantang untuk menumbuhkan emosi masyarakat dengan hasil jepretan mereka. Agar dapat mendapatkan foto yang berkesan dan memiliki cerita mendalam, berikut beberapa tips dan trik foto jurnalistik yang bisa diterapkan:

  • Menyertakan makhluk hidup dalam foto, khususnya untuk mendapatkan emosi. Menurut Gabriel agar foto mengandung makna mendalam, Anda dapat menyertakan beberapa elemen seperti: manusia, emosi (ekspresi atau non verbal), tindakan, dan/atau sesuatu yang tidak biasa.
  • Fokus pada ekspresi obyek foto. Ekspresi yang menonjol akan menimbulkan kesan bagi orang yang melihat foto tersebut. Untuk mendapatkan ekspresi yang pas, terlebih dalam foto jurnalistik olahraga, Anda bisa menggunakan pengaturan auto fokus, karena membutuhkan kecepatan dan ketepatan.
  • Untuk mendapatkan objek dan angle yang diinginkan seperti yang disebutkan di atas, seorang jurnalis foto juga harus melakukan riset lapangan terlebih dahulu. Pelajari medan dan cari posisi yang aman. Riset ini sangat penting dilakukan, terutama bagi jurnalis foto yang melakukan liputan di kawasan konflik. Keselamatn adalah yang utama. Selain itu, riset lapangan ini juga berguna untuk mengetahui kondisi cahaya, sehingga Anda dapat mengantisipasi pengaturan kamera yang pas.
  • Selain itu, jurnalis foto harus pandai bergaul, mengingat kebanyakan objek mereka adalah manusia. Kemampuan berkomunikasi yang baik juga akan memudahkan jurnalis foto untuk melakukan lobbying dengan objek foto.
  • Perbanyak latihan memotret. Kondisi lapangan yang tidak bisa diperkirakan, harus diantisipasi dengan kemampuan teknis yang unggul. Oleh sebab itu, latihan sangat penting agar kemampuan dan kepekaan itu tumbuh, serta berguna saat berada di lapangan dalam kondisi apapun.

Secara teknis memotret memang mudah dan bisa dipelajari, namun untuk mendapatkan foto jurnalistik yang bermakna itu tidak mudah. Tips dan trik fotografi di atas, bisa diterapkan. Namun, yang terpenting dalam foto jurnalistik adalah kejujuran, karena foto jurnalistik memiliki jangkauan lebih luas. Perannya juga sangat penting dalam mendukung sebuah berita. Selamat memotret!

Baca juga : Badan Siber dan Sandi Negara Akan Gandeng BIN, TNI, Polri

Bagikan
WordPress Image Lightbox