Home   Blog    Media
Media Massa

  Friday, 14 July 2023 14:49 WIB

Tantangan Media Konvensional Saat Ini

Author   Digital Marketing

Ilustrasi media tv saat ini

Perkembangan terkait teknologi, informasi dan komunikasi ini juga berpengaruh terhadap industri media. Media massa konvensional, seperti surat kabar, majalah, radio dan televisi, ikut terkena dampak dan memiliki banyak tantangan.

Di milenium ini, orang-orang sudah bisa mendapatkan kabar jika ada perampokan di negara lain hanya lewat layar. Tidak perlu lagi menunggu berhari-hari untuk mendapatkan informasi terbaru dari wilayah lain, asalkan memiliki jaringan internet dan gawai.

Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi media konvensional. Karena di masa kejayaannya dulu, media massa konvensional menjadi satu-satunya sumber informasi. Tapi kini, semua orang bisa mendapatkan informasi dalam hitungan detik tanpa melewati proses redaksi yang rumit. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi industri media, terlebih media konvensional.

Kehadiran Beragam Media Baru

Kehadiran internet melahirkan banyak media baru, seperti portal berita, blog dan berbagai media sosial yang kini makin menjamur penggunanya. Menurut data dari We Are Social, pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 167 juta orang per Januari 2023, atau setara 60,4 persen penduduk Indonesia. Kondisi ini menjadi tantangan media konvensional untuk beradaptasi dengan media baru. Alih-alih menganggapnya menjadi lawan, kini media-media konvensional juga memasuki media sosial, seperti Tempo dengan @tempodotco dan media-media lain. Langkah ini dilakukan untuk mengikuti pergeseran preferensi dan kebiasaan konsumsi media.

Penurunan Sirkulasi dan Pendapatan Iklan

Selama ini, pendapatan media konvensional bergantung iklan. Memasang iklan di media konvensional seperti koran, TV atau radio, sangat mahal karena jangkauan audiens-nya, yang saat itu, sangat luas dan satu-satunya. Tapi dengan kehadiran media baru, para pengiklan mulai beralih ke iklan-iklan digital yang dianggap lebih efektif dan jangkauannya jauh lebih luas. Kondisi ini menjadi tantangan media konvensional untuk tetap bertahan hidup tanpa bergantung pada iklan. Salah satu cara yang dilakukan media konvensional adalah membuka iklan di layanan digital mereka, atau dengan sistem langganan seperti yang dilakukan Majalah Tempo.

Arus Informasi Semakin Cepat

Dua tantangan media konvensional di atas disebabkan oleh arus informasi yang semakin cepat, bahkan hanya dalam hitungan detik saja. Kecepatan ini menjadi tantangan bagi para pelaku media konvensional karena akan berpengaruh pada kredibilitas informasi yang dibagikan. Di media sosial saat ini, konten-konten viral tentang satu kejadian dapat diunggah oleh siapa saja tanpa harus memiliki kartu pers dan melewati rapat redaksi terlebih dahulu. Cukup satu kali klik, satu informasi tentang satu peristiwa terunggah dan bisa dilihat oleh jutaan orang. Kondisi ini menjadi tantangan media konvensional untuk bersaing dengan pengguna media sosial lain yang banyak jumlahnya.

Preferensi Audiens Makin Beragam

Saking banyaknya informasi yang diperoleh membuat preferensi audiens semakin beragam dan lebih sulit dipetakan. Jika dulu, riset audiens media konvensional cukup mudah, tapi kini jadi lebih rumit karena semakin banyak preferensi. Generasi digital (generasi milenial dan generasi Z), memiliki kebiasaan konsumsi media yang berbeda. Kini, generasi ini lebih menyukai berita yang dikemas interaktif dengan visual menarik dan accessibility yang ramah gawai. Kondisi ini menjadi tantangan media konvensional untuk menyajikan berita dengan format yang relevan dengan ’audiens digital’ ini.

Perubahan Model Bisnis

Perubahan yang terjadi dalam ranah teknologi, informasi dan komunikasi, menuntut para pelaku media konvensional untuk beradaptasi dan melakukan perubahan dalam sistem kinerja mereka. Ini berkaitan dengan model bisnis yang harus diterapkan pada industri media konvensional, agar bisa bertahan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pendapatan dari iklan, kini sudah tidak bisa diandalkan sebagai sumber pendapatan utama. Pelaku media harus mendapatkan sumber pendapatan alternatif, seperti menggelar event atau bekerja sama dengan pihak eksternal. 

Keterbatasan Sumber Daya Manusia

Satu lagi tantangan media sosial di zaman yang serba digital ini, yakni keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM). Jika media konvensional ingin bertransformasi dan memasuki ranah digital, modal yang dibutuhkan tidak hanya peralatan yang canggih, tapi juga kapabilitas SDM-nya. Saat ini, pelaku media tidak hanya dituntut bisa menulis saja, tapi juga harus mengasah kemampuan lain, seperti desain, fotografi, analisis data, dan masih banyak lagi lainnya. 

Tantangan-tantangan tersebut bisa diatasi dengan manajemen media massa yang baik. Meski menjadi tantangan media konvensional, tapi keberadaan media baru tersebut bisa menjadi peluang jika dimanfaatkan dengan baik. 

Baca juga : Badan Siber dan Sandi Negara Akan Gandeng BIN, TNI, Polri

Bagikan
WordPress Image Lightbox