Miskomunikasi adalah salah satu permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan kerja, pendidikan, maupun hubungan personal. Kondisi ini terjadi saat pesan yang disampaikan tidak dipahami oleh penerima sesuai dengan maksud pengirimnya.
Kesalahan komunikasi ini dapat memicu kesalahpahaman hingga konflik yang merugikan banyak pihak jika tidak ditangani dengan baik. Lantas, sebenarnya apa itu miskomunikasi? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
Miscommunication atau miskomunikasi (bukan miss komunikasi) adalah kegagalan dalam proses komunikasi atau penyampaian pesan yang menyebabkan perbedaan pemahaman antara pihak-pihak terlibat. Situasi ini dapat dipicu oleh berbagai hal, seperti kurang jelasnya instruksi, perbedaan bahasa, ketidakselarasan gaya bicara, hingga kendala teknologi.
Kata lain dari miskomunikasi adalah kesalahpahaman, salah pengertian, salah tafsir, kegagalan komunikasi, ketidakjelasan pesan, atau ambiguitas. Ini adalah kondisi saat pesan gagal dipahami sesuai dengan maksud pengirim sebenarnya.
Pada praktiknya, miskomunikasi dalam hubungan adalah suatu hal lumrah dan umum terjadi, terutama di dunia kerja yang melibatkan banyak orang. Namun, kondisi ini tidak boleh dianggap sepele karena dapat mengganggu alur kerja dan menurunkan performa tim.
Oleh karena itu, upaya mencegah dan mengatasi miskomunikasi menjadi langkah penting untuk menciptakan lingkungan kerja sehat. Komunikasi yang jelas membantu ide tersampaikan dengan baik serta memastikan setiap individu memahami peran dan tanggung jawabnya.
Secara umum, terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab miskomunikasi. Faktor-faktor ini berkaitan dengan cara pesan disampaikan, diterima, dan media penyampai pesan tersebut.
Miskomunikasi kerap terjadi ketika pesan disampaikan tanpa penjelasan runtut atau lengkap. Kesalahan dalam memilih kata, hilangnya informasi penting, atau konteks yang tidak dijelaskan dengan baik dapat membuat pesan sulit dipahami oleh penerima.
Perbedaan cara pandang juga menjadi penyebab umum kesalahpahaman ini. Pengirim mungkin merasa pesan sudah disampaikan dengan jelas, tetapi penerima tidak menangkap maksudnya secara utuh sehingga menyebabkan perbedaan pandangan dari tujuan awal komunikasi.
Kesalahan ini juga tetap bisa terjadi meskipun pesan disampaikan dengan baik, terutama jika terdapat gangguan pada media yang digunakan untuk komunikasi jarak jauh. Kendala teknis seperti suara terputus, koneksi internet buruk, atau tulisan tangan tidak terbaca dapat menghambat pemahaman antar kedua belah pihak.

Ada berbagai dampak miskomunikasi dalam kehidupan sehari-hari yang berpotensi muncul jika kesalahpahaman itu tidak diselesaikan dengan segera. Dampak ini tidak hanya dirasakan secara personal, tapi juga berpengaruh pada kehidupan organisasi.
Dampak paling umum adalah munculnya kesalahpahaman antara pihak yang berkomunikasi. Pesan diterima tidak sesuai dengan maksud pengirim sehingga informasi menjadi terdistorsi.
Miskomunikasi juga memicu rasa ragu dan tidak yakin dalam mengambil sikap. Ketidakjelasan pesan membuat seseorang bingung menentukan langkah yang tepat karena informasi disampaikan dengan tidak jelas.
Ketidakjelasan pesan yang tidak segera diselesaikan dapat menimbulkan konflik dan merusak hubungan dengan orang lain. Baik itu hubungan personal maupun profesional, bisa menjadi renggang akibat miskomunikasi berulang dan tidak diperbaiki.
Dalam dunia kerja atau organisasi, miskomunikasi berisiko menghasilkan keputusan keliru. Informasi yang salah atau tidak lengkap dapat berdampak langsung pada kinerja dan hasil akhir.
Berikut adalah beberapa cara mengatasi miskomunikasi agar pengirim dan penerima pesan dapat memiliki pemahaman yang sama terkait suatu informasi:
Mintalah tanggapan dari lawan bicara untuk memastikan pesan yang kamu sampaikan dipahami dengan benar. Kamu juga bisa meminta mereka mengulangi inti pembicaraan agar tidak terjadi salah tafsir.
Pastikan tujuan dan pesan disampaikan secara lugas, langsung, dan tidak berbelit-belit. Penyampaian yang terlalu melebar justru berisiko membuat pendengar kehilangan fokus dan bingung menangkap inti pesan.
Sebagai penerima pesan, dengarkan dan amati lawan bicara secara menyeluruh, baik dari kata-kata, nada suara, maupun bahasa tubuhnya. Jika berkomunikasi lewat media digital, perhatikan konteks pesan, termasuk penggunaan emoji, dan jangan ragu beralih ke telepon bila perlu klarifikasi.
Jangan sungkan untuk mengajukan pertanyaan ketika ada hal yang kurang jelas. Komunikasi sehat itu bersifat dua arah, sehingga keterlibatan aktif dari semua pihak dapat mencegah salah paham sejak awal.