Home   Blog    Komunikasi
Media

  Wednesday, 03 August 2022 21:35 WIB

Menyuarakan Kelompok Marginal Lewat IMA

Author   Tempo Institute

tempo1

Revolusi digital telah memungkinkan setiap orang berkesempatan membuat media massa sendiri dengan mudah dan murah. Dewan Pers mencatat ada sekitar 40 ribu media di Indonesia saat ini. Meski sebagian besar media berkutat di wilayah yang sama, seperti berita singkat (hard news), banyak media yang mengeksplorasi keunikan tema, cara penyampaian, dan kelompok yang diwakili.

Setidaknya hal itu tampak pada 164 pendaftar Independent Media Accelerator (IMA). Sebagaimana diketahui, IMA adalah ajang untuk meningkatkan kapasitas media komunitas dan kecil dalam bidang kualitas jurnalisme, model bisnis, dan transformasi digital. Pendaftaran IMA telah ditutup pada 25 Juli lalu dengan pendaftar yang amat beragam.

Meski didominasi oleh media dengan platform web dengan teks (artikel, tulisan) sebagai alat penyampaian, banyak media kecil-menengah yang memanfaatkan secara optimal platform multimedia, seperti video. Bahkan tak jarang media yang sudah meninggalkan berit teks dan beralih sepenuhnya ke ranah multimedia.

Yang lebih unik lagi, beberapa media memakai alat penyampaian yang tidak biasa, seperti komik atau kaus. Berita tidak disampaikan lewat artikel berita, tapi memakai ilustrasi dan komik dengan sedikit teks. Unik dan menghibur. Sedang media lain tidak memampang beritanya di media cetak atau elektronik, tapi di atas kaus.

Masyarakat yang mereka wakili juga sangat beragam. Ada media yang mewakili kelompok difabel yang memang selama ini jarang terwakilkan di media mainstream. Ada juga kelompok wanita, bahkan sejumlah media mewakili desa dan kampung tertentu. Kelompok marginal yang selama ini tidak mendapat suara, bisa didengar dengan media-media khusus komunitas tersebut.

Saat ini para juri, baik dari Tempo Institute, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mau pun Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) sedang menyeleksi para peserta. Mereka memilih 20 media yang akan berkesempatan mengikuti pelatihan secara daring dan luring pada pertengahan hingga akhir bulan ini. 

Baca juga : Badan Siber dan Sandi Negara Akan Gandeng BIN, TNI, Polri

Bagikan
WordPress Image Lightbox