Home   Blog    Jurnalisme  Kiat  Komunikasi
Media Massa

  Wednesday, 08 December 2021 16:52 WIB

Cara Membuat Infografik Ciamik yang Tidak Bikin Bingung

Author   Tempo Institute

Photo by Austin Distel on Unsplash

Dalam penyampaian data ada banyak cara, bisa dengan kata-kata, angka, gambar dan simbol. Gabungan dari semua unsur itu, bisa diperoleh lewat infografik. Penyajian data lewat infografik memudahkan pembaca untuk memahami informasi atau data yang tersaji. Tak hanya itu, dengan infografik, informasi yang disampaikan juga menjadi lebih menarik.

Infografik dianggap sebagai salah satu sarana yang mampu menyampaikan informasi secara efektif. Oleh karena itu, kini makin banyak industri yang memanfaatkan infografik sebagai sarana ‘penyambung lidah’ mereka. Begitu juga dengan media dan pers. Untuk memudahkan pembaca/pemirsa memahami informasi dan data yang disampaikan, media dan pers memakai infografik. Terlebih untuk jurnalisme data, di mana penyajian dan visualisasi data berperan penting.

… sebuah infografik harus dibuat dengan baik, jelas dan tidak membuat audiens menjadi bingung.

Melansir dari tulisan Matt Haworth, direktur Reason Digital UK, infografik dapat menyampaikan cerita, informasi baru atau informasi lama yang belum terpecahkan. Menurut Haworth, infografik juga dapat menghadirkan sudut pandang baru bagi audiensnya. Karena itulah, sebuah infografik harus dibuat dengan baik, jelas dan tidak membuat audiens menjadi bingung.

Untuk membuat infografik yang menarik, ada banyak tantangannya. Berbeda dengan menjabarkan data dengan tulisan, dalam infografik, ada banyak unsur yang harus berkaitan satu dengan lain. Ditambah lagi ruang untuk membuat infografik tak seluas tulisan dengan belasan halaman. Seperti yang disampaikan oleh Todd Defren, co-founder SHIFT Communications, dalam infografik kita harus menyampaikan ‘sebanyak’ mungkin data dalam ruang yang terbatas.

Oleh sebab itu, sebelum membuat infografik ciamik, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan. Berikut beberapa tips dan cara membuat infografik yang menarik agar audiens tidak bingung:

Pastikan Data Valid, Lalu Pahami

Sebelum membuat infografik, kita harus mendapatkan data sebagai bahan utama. Tanpa data, tidak akan ada infografik. Data dapat berupa apa saja, bisa angka ataupun cerita. Jika sudah mendapatkan data, pastikan untuk mencari tahu apakah data itu valid atau tidak. Ada banyak cara untuk mengecek data, salah satunya dengan verifikasi ke pihak yang kompeten terkait materi di data itu. Poin penting ini juga disampaikan Haworth dalam tulisannya yang dimuat di laman Business Illustrator. Ia menyarankan, untuk tak membuat infografis yang penuh informasi palsu.

Jika kevalidan data sudah diperoleh, pahami data tersebut. Jika tidak memahami data, infografik yang dibuat justru akan membingungkan audiens. Setelah memahami data, tuangkan informasi yang diperoleh dari data itu ke dalam infografik.

Sesuaikan dengan Target Audiens

Setiap rentang usia, memiliki selera yang berbeda-beda dalam memilah dan memperoleh informasi. Syarat ini juga berlaku dalam cara membuat infografik ciamik. Karena setiap audiens memiliki kecenderungan masing-masing, pembuat infografik harus cermat. Setelah memahami data yang diperoleh, cari tahu juga target audiens dari infografik yang akan dibuat. Siapa yang akan menerima infografik ini, berapa usia mereka, bagaimana kebiasaan bermedia sosial mereka, dan apa yang sedang tren di tengah mereka.

Dengan melakukan analisis audiens, kita bisa membuat infografik yang efektif dan efisien. Kita jadi lebih mudah menentukan unsur warna, kata, gambar dan simbol dalam infografik. Misal untuk target audiens usia remaja, kita bisa memilih warna yang seimbang, dengan imbuhan kata-kata populer. Berbeda dengan target audiens usia 35 tahun ke atas, pemilihan font sederhana dan tidak terlalu banyak warna, bisa menjadi pilihan.

Storytelling

Storytelling menjadi salah satu cara penyampaian informasi yang sedang diminati. Cara ini juga dapat diterapkan dalam membuat infografik yang ciamik. Dengan menggabungkan infografik dan storytelling, penyampaian informasi akan lebih efektif, dan yang terpenting dapat membekas di benak audiens.

Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin mengadaptasi dua sarana penyampaian informasi ini. Storytelling biasanya memuat poin-poin cerita yang menarik dari sebuah informasi, biasanya dalam bentuk kata-kata cukup panjang. Sedangkan dalam infografik, kita harus memaksimalkan ruang yang terbatas. Jadi, jangan sampai memuat semua cerita panjang dalam infografik. Ambil poin pentingnya saja.

Pilih Layout Sesuai Kebutuhan Data

Setelah menemukan poin cerita untuk storytelling, cara membuat infografik ciamik selanjutnya ialah menentukan layout atau tata letak. Layout sangat penting dalam infografik, karena dengan layout yang tak rapi, justru akan membuat informasi yang disampaikan menjadi runyam.

Salah satu tips memilih layout yang baik adalah dengan menyesuaikannya dengan kebutuhan data. Misal, jika ingin menuangkan storytelling dengan data yang dimiliki adalah waktu, kita bisa memakai layout garis waktu yang berurutan. Kita juga bisa memakai layout berbentuk tabel untuk perbandingan, jika data yang dimiliki tentang perbandingan waktu.

Dari semua tips dan cara membuat infografik di atas, kita tidak boleh melupakan syarat infografik yang baik, yaitu mudah dipahami. Jika infografik sudah selesai, pastikan informasi yang disampaikan jelas dan tidak membuat audiens bingung. Lakukan tes pada teman atau rekan kerja, untuk mengetahui, apakah informasi dalam infografik sudah tersampaikan dengan jelas.

Baca juga : Badan Siber dan Sandi Negara Akan Gandeng BIN, TNI, Polri

Bagikan
WordPress Image Lightbox