Home   Blog  
Menulis

  Friday, 28 November 2025 10:00 WIB

Cara Membuat Cerpen Tentang Diri Sendiri dan Contohnya

Author   Raden Putri
Cara Membuat Cerpen Tentang Diri Sendiri dan Contohnya

Cara membuat cerpen sederhana bisa dimulai dari hal paling dekat dengan diri kita, seperti pengalaman pribadi. Banyak orang sebenarnya ingin membagikan kisahnya, tetapi sering bingung harus memulai dari mana atau merasa ragu dengan kemampuan menulisnya. 

Promo Jelang Akhir Tahun

Bagi penulis pemula, mencoba menulis cerita pendek memang bisa terasa menantang. Karena itu, cerpen singkat tentang kehidupan sehari-hari bisa menjadi pilihan terbaik untuk memulai proses kreatif. Artikel ini akan membahas cara membuat cerpen tentang diri sendiri beserta beberapa contohnya

Langkah Membuat Cerpen Tentang Diri Sendiri

Cerpen atau cerita pendek adalah karya fiksi imajinatif yang berpusat pada satu permasalahan. Prosa pendek ini ditulis secara ringkas dan padat dengan unsur-unsur pembangun seperti tema, tokoh, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat.

Sebagai bentuk prosa pendek, cerpen umumnya berkisar antara 500 hingga kurang dari 10.000 kata, tergantung kebutuhan cerita dan gaya penulis. Secara umum, cerpen memiliki empat struktur utama:

  1. Orientasi: Berisi perkenalan tokoh, latar tempat, waktu, dan situasi awal cerita.
  2. Komplikasi: Menampilkan rangkaian peristiwa atau masalah yang saling berkaitan. Bagian ini menjadi pemicu konflik.
  3. Evaluasi: Mengarah pada klimaks atau puncak ketegangan, sekaligus mulai memberi gambaran penyelesaian.
  4. Resolusi: Menyajikan penyelesaian konflik. Pada bagian ini, penulis biasanya menyampaikan pesan, nasihat, atau refleksi bagi pembaca.

Ada banyak tema yang bisa diangkat dalam cerpen tentang diri sendiri, seperti kisah mengenai persahabatan atau kehidupan sekolah yang dekat dengan pengalaman pribadi. Berikut ini adalah cara membuat cerpen persahabatan dan tentang sekolah.

1. Mencari ide

Mulailah dari hal-hal sederhana di sekitar kamu, pengalaman pribadi, kejadian sehari-hari, atau momen kecil yang menarik perhatian. Catat setiap ide yang muncul, lalu pilih satu yang paling ingin kamu kembangkan menjadi cerita pengalaman pribadi singkat.

2. Menentukan tema dan genre

Tema adalah gagasan inti dari cerpen, seperti persahabatan, keluarga, atau perjalanan hidup. Genre membantu menentukan suasana cerita, apakah ingin dibuat menyentuh, lucu, atau penuh konflik.

3. Menentukan tokoh dan penokohan

Ciptakan tokoh utama yang kuat dengan sifat lahir dan batin yang jelas agar terasa hidup. Watak tokoh dapat ditampilkan melalui tindakan, dialog, pikiran, maupun tanggapan tokoh lain.

4. Menentukan sudut pandang

Pilih sudut pandang yang paling nyaman, misalnya orang pertama jika ingin membuatnya lebih personal atau orang ketiga jika ingin lebih luas. Sudut pandang akan menentukan cara kamu membawakan cerita dan kedekatan emosi dengan pembaca.

5. Membuat alur dan latar cerita

Susun rangkaian peristiwa berdasarkan hubungan sebab-akibat agar cerita mengalir dengan jelas. Tentukan juga latar tempat, waktu, dan suasana yang mendukung tema dan membantu cerita terasa lebih nyata.

6. Menulis dengan gaya sendiri

Gunakan gaya bahasa yang alami dan sesuai kemampuanmu tanpa perlu meniru penulis lain. Semakin sering menulis, gaya khasmu akan terbentuk dan cerpen tentang pengalaman diri sendiri yang ditulis pun terasa lebih jujur dan orisinal.

Contoh Cerpen Diri Sendiri

cara membuat cerpen

Untuk lebih memahami bentuk karya sastra singkat ini, berikut beberapa contoh cerpen kehidupan sehari-hari.

1. Surat dari Masa Lalu

Pada suatu pagi, aku menemukan sebuah kotak kayu tua tersembunyi di loteng rumah nenek. Di dalamnya terdapat tumpukan surat yang warnanya sudah pudar dimakan waktu. Salah satu surat membuatku terkejut karena namaku tertulis jelas di bagian depannya. Dengan rasa penasaran, aku membuka lipatan surat itu perlahan dan mulai membaca isinya.

Ternyata surat itu ditulis oleh ayahku saat usianya masih sangat muda. Ia menuliskan mimpi-mimpinya, pengalaman masa remajanya, serta cerita tentang cinta dan kegagalan yang pernah ia alami. Di akhir surat, ayah menyampaikan pesan khusus yang ia tujukan untukku—bahkan sebelum aku terlahir di dunia.

Isi pesannya membuat dadaku hangat. Ayah berharap kelak aku tumbuh menjadi seseorang yang berani menghadapi hidup dan tetap teguh meskipun banyak rintangan. Ia juga menuliskan bahwa cintanya tidak pernah berkurang, meski keadaan membuatnya tak selalu hadir.

Membaca surat itu membuatku memahami betapa berharganya kenangan yang ditinggalkan orang-orang yang kita sayangi. Meski ayah telah pergi, kata-katanya seolah terus hidup dan menyemangati langkahku. Surat itu memberiku tenaga baru untuk menjalani hari-hari dengan lebih kuat.

Aku menyimpannya kembali dengan penuh hati-hati dan berjanji untuk selalu menghargai setiap momen di hidupku. Kini aku merasa lebih dekat dengan ayah, seakan ia masih mengawasi dan menemani dari kejauhan.

2. Pelangi Setelah Hujan

Namaku Rian. Hidupku pernah berada di puncak kesuksesan, namun runtuh begitu cepat ketika bisnis yang aku jalankan gagal total. Setelah kehilangan hampir semua yang kumiliki, aku merasa hampa dan tidak tahu harus mulai dari mana.

Tekanan itu sempat membuatku ingin menyerah, tetapi ada bagian dalam diriku yang mengatakan bahwa hidup tidak berhenti hanya karena kegagalan. Aku akhirnya memutuskan pulang ke desa tempat aku dibesarkan untuk menenangkan diri.

Sesampainya di sana, teman-teman lamaku menyambut dengan hangat. Mereka mengajakku terlibat dalam kegiatan masyarakat dan membantu usaha kecil yang sedang mereka rintis. Dari situlah semangatku pelan-pelan kembali tumbuh.

Aku kemudian mencoba memulai usaha kecil di bidang pertanian bersama mereka. Prosesnya tidak mudah, tetapi aku terus belajar dan mencoba hal-hal baru. Perlahan, hasilnya mulai terlihat dan rasa percaya diriku kembali.

Di desa, aku menemukan arti kebahagiaan yang selama ini tidak kusadari: kesederhanaan, kebersamaan, dan ketenangan. Aku belajar bahwa kebahagiaan bukan hanya tentang materi atau kesuksesan, tetapi tentang hati yang merasa cukup.

Hidup mengajariku bahwa setelah badai pasti muncul pelangi. Dari keterpurukan, aku bangkit dan menemukan kebahagiaan yang lebih tulus. Kini aku merasa lebih siap menghadapi masa depan apapun bentuknya.

3. Persahabatan yang Tak Terlupakan

Berikut ini adalah contoh cerpen tentang kehidupan sehari-hari:

Sejak kecil aku dan Aisyah selalu bersama. Kami tumbuh di desa yang sama, bermain di tempat yang sama, dan saling berbagi segala cerita. Hubungan kami begitu dekat hingga terasa seperti keluarga sendiri. Namun, semuanya berubah ketika Aisyah harus pindah mengikuti orang tuanya ke kota lain.

Perpisahan itu terasa sangat menyakitkan. Kami berjanji akan tetap saling mengabari, tapi jarak yang jauh membuat komunikasi jadi sulit. Kami akhirnya hanya bisa saling berkirim surat atau sesekali berbicara lewat telepon.

Tahun demi tahun berlalu. Aku melanjutkan sekolah di kota lain, sementara Aisyah menjalani kehidupannya di tempat yang berbeda. Meski jarang berkomunikasi, kenangan tentang persahabatan kami tetap tersimpan jelas di pikiranku.

Suatu hari, sebuah undangan datang, Aisyah akan menikah. Rasa haru dan bahagia menyelimuti hatiku karena akhirnya aku punya kesempatan bertemu lagi dengannya. Tanpa ragu, aku langsung berangkat ke kota tempat ia tinggal.

Kelas Online Teknik Menulis untuk Pemula

Pernikahan itu berlangsung dengan sangat indah. Ketika bertemu, kami berpelukan lama sambil mengenang masa-masa kecil yang penuh tawa. Aisyah memperkenalkanku kepada keluarga dan teman-teman barunya, tapi aku bisa merasakan bahwa kedekatan kami tidak berubah.

Sore itu kami menghabiskan waktu dengan bercerita, tertawa, dan bahkan menitikkan air mata. Pertemuan itu mengingatkanku bahwa persahabatan sejati tidak akan hilang hanya karena waktu dan jarak. Hubungan kami tetap kokoh, sama seperti dulu.

Banner Belajar Menulis Penulisan di Tempo Institute

Bagikan