Manajemen isu dan manajemen krisis sangat berkaitan reputasi. Oleh sebab itu, dua konsep ini termasuk dalam bidang kehumasan atau public relation. Seorang humas tidak hanya dituntut bisa menulis siaran pers, tapi juga menangani permasalahan yang berkaitan dengan reputasi. Melansir dari laman Institute for Public Relations, Elizabeth Dougall menyebutkan jika manajemen isu adalah proses manajemen strategis antisipatif yang membantu sebuah organisasi/kelompok/perusahaan untuk mendeteksi dan merespons tren atau perubahan dengan tepat. Tak jauh beda, manajemen krisis juga merupakan sebuah manajemen strategi yang digunakan untuk menghadapi perubahan, dalam konteks ini bersifat emergency.
Manajemen Isu
Isu berkaitan dengan masalah, jadi garis besar manajemen isu adalah manajemen masalah, bagaimana cara organisasi/kelompok/perusahaan mengelola strategi dalam menghadapi sebuah masalah. Permasalahan atau isu-isu itu bisa bersumber dari kebijakan perusahaan, praktik bisnis, masalah sosial, isu lingkungan, atau perubahan lain di luar perusahaan.
Tujuan utama manajemen isu adalah mengidentifikasi, menganalisis, merespons isu-isu tersebut dengan tepat dan efektif. Sehingga, dapat mengurangi dampak negatif yang mungkin akan diterima oleh organisasi/kelompok/perusahaan. Langkah yang dilakukan dalam manajemen isu berupa memantau, mengidentifikasi, menganalisis, merencanakan respons, dan menerapkan tindakan yang relevan.
Manajemen Krisis
Manajemen krisis tak jauh beda dengan manajemen isu. Keduanya sama-sama dirancang untuk membantu organisasi/kelompok/perusahaan menghadapi tantangan. Bedanya, manajemen krisis diterapkan saat menghadapi sebuah tantangan yang datang tiba-tiba, signifikan dan bersifat emergency. Sehingga, keputusan yang dibuat harus lebih cepat dibanding manajemen isu. Sebuah krisis bisa muncul karena beberapa hal, seperti bencana alam, kegagalan teknis, skandal, tindak kriminal, dan masalah lain yang dapat menimbulkan kerugian signifikan bagi keberlangsungan organisasi/kelompok/perusahaan.
Tujuan manajemen krisis adalah mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh krisis dengan cepat, tepat, dan efektif, sehingga reputasi dan keberlangsungan organisasi tetap terjaga. Praktik manajemen krisis ini tidak hanya dilakukan saat krisis saja, tapi dilakukan sebelum dan setelah krisis terjadi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam manajemen krisis adalah perencanaan, respons darurat, komunikasi krisis, koordinasi tim, pemulihan, dan evaluasi.
Pentingnya Manajemen Isu dan Krisis
Manajemen isu dan manajemen krisis memiliki peran penting dalam sebuah organisasi/kelompok/perusahaan, dan berkaitan erat. Meski begitu, fokus dua konsep ini berbeda. Manajemen isu berfokus pada pengelolaan masalah yang berkembang dari waktu ke waktu menjadi isu publik. Sedangkan manajemen krisis berfokus pada respons dan penanganan situasi yang mendesak dan harus dilakukan penindakan segera.
Seorang humas harus memahami dua konsep ini dalam kinerja mereka. Seorang humas juga harus bersiap dengan segala kondisi yang berkaitan dengan reputasi, dan peka terhadap permasalahan yang ada di publik. Tanpa manajemen isu dan manajemen krisis, perusahaan akan kebingungan ketika menghadapi permasalahan, baik internal maupun eksternal. Dampak terburuknya adalah keberlangsungan organisasi/kelompok/perusahaan itu sendiri. Jika tidak bisa menangani permasalahan dan krisis dengan baik, sebuah perusahaan bisa saja bangkrut dan menghilang dari persaingan.
Baca juga : Badan Siber dan Sandi Negara Akan Gandeng BIN, TNI, Polri