Home   Blog  
Jurnalisme

  Friday, 31 October 2025 11:55 WIB

Apa Itu Mobile Journalism (MoJo)? Jurnalisme Digital Masa Kini

Author   Raden Putri
Apa Itu Mobile Journalism (MoJo)? Jurnalisme Digital Masa Kini

Di era ketika berita bisa tersebar hanya dalam hitungan detik, jurnalisme pun ikut beradaptasi. Kini, wartawan tak lagi bergantung pada kamera besar atau studio, tapi cukup ponsel di genggaman berita bisa disebar.

Promo Payday Tempo Institute

Fenomena ini dinamakan dengan mobile journalism (MoJo). Ini adalah bentuk jurnalisme modern yang memanfaatkan perangkat mobile seperti smartphone untuk mencari, merekam, mengedit, dan menyebarkan berita.

Praktik ini menjadi simbol transformasi jurnalisme di era digital yang lebih cepat, efisien, dan mudah diakses siapa pun, kapan pun. 

Lantas, apa itu mobile journalism? Simak rangkuman informasinya berikut ini.

Pengertian Mobile Journalism

apa itu mobile journalism

Melansir dari Asian Academy of Film and TV (AAFT), pengertian mobile journalism adalah penggunaan perangkat seluler seperti telepon pintar dan tablet sebagai alat utama untuk mengumpulkan, merekam, mengedit, dan berbagi berita. 

Konsep ini memungkinkan penggunaan peralatan lebih sedikit, lebih tersembunyi, mudah diakses, serta hemat biaya bagi jurnalis yang harus pergi ke medan yang jauh dan sulit.

Prinsip dari mobile journalism adalah mentransformasi pelaporan dan konsumsi berita. Dengan peralatan yang lebih minim, MoJo menuntut cakupan media yang lebih luas dari jurnalisme tradisional, terutama dalam hal kecepatan dan kemampuan adaptasi.

Dikutip dari Movo, mobile journalism memberikan sejumlah manfaat dalam kehidupan jurnalistik. Beberapa kegunaannya adalah:

  1. Hemat biaya: MoJo jauh lebih murah karena tidak perlu membeli kamera besar, mikrofon, atau alat rekam profesional. 
  2. Fleksibel: Dapat meliput kapan saja dan di mana saja hanya dengan ponsel, tanpa perlu membawa peralatan yang rumit.
  3. Lebih mandiri: Dengan MoJo kamu bebas menentukan cerita yang ingin disampaikan dengan mengatur sendiri proses produksi berita dari awal hingga akhir.
  4. Mudah masuk ke lapangan: Meliput dengan ponsel membuatmu tampak lebih sederhana dan tidak mencolok, sehingga bisa masuk ke tempat atau acara yang sulit diakses.
  5. Lebih aman: Meliput berita kadang berisiko, misalnya di lokasi bencana atau konflik. Dengan ponsel, kamu bisa bergerak cepat, tidak mencuri perhatian, dan tetap menjaga keselamatan saat bekerja di situasi berbahaya.

Namun, dibalik manfaat mobile journalism ini, terdapat tantangan yang harus dihadapi para jurnalis. Di antaranya:

  1. Bekerja sendiri: Meski memberi kebebasan, jurnalisme mobile bisa melelahkan karena kamu harus mengerjakan semua hal sendiri, dari riset, wawancara, hingga editing.
  2. Keterbatasan kamera: Kamera ponsel masih memiliki batasan, seperti kualitas buruk di tempat minim cahaya dan video yang mudah goyah tanpa stabilizer.
  3. Keterbatasan audio:  Kualitas suara ponsel menurun jika jarak terlalu jauh atau ada angin kencang, sehingga sulit merekam dengan jernih di luar ruangan.
  4. Ketergantungan pada koneksi internet: Sebagai jurnalis mobile, kamu sangat bergantung pada jaringan internet yang stabil, dan koneksi yang buruk bisa menghambat pekerjaan.
  5. Daya baterai cepat habis: Aktivitas liputan intens membuat baterai ponsel cepat terkuras, sehingga kamu harus selalu siap dengan sumber daya cadangan.
  6. Kapasitas penyimpanan terbatas: File foto dan video besar cepat memenuhi memori ponsel, memaksamu untuk sering menghapus data atau mencari penyimpanan tambahan.

Perbedaan MoJo dengan Jurnalisme Tradisional

apa itu mobile journalism

Seiring dengan perkembangan di bidang jurnalistik, penting untuk memahami perbedaan antara mobile journalism dengan jurnalisme tradisional. Di antaranya:

1. Distribusi dan Akses

Media tradisional disebarkan melalui televisi, radio, dan surat kabar. Sementara itu, media digital diakses lewat internet dan berbagai platform media sosial yang memungkinkan informasi tersebar lebih cepat dan luas.

2. Efisiensi Biaya

Produksi dan distribusi konten digital umumnya jauh lebih murah dibanding media tradisional. Karena itu, banyak perusahaan dan lembaga kini lebih memilih beralih ke media digital untuk menghemat anggaran.

3. Interaktivitas dan Keterlibatan

Media digital memungkinkan interaksi dua arah antara pembuat berita dan audiens melalui komentar, likes, atau berbagi konten. Hal ini membuat pembaca lebih terlibat dan merasa menjadi bagian dari percakapan.

4. Akurasi Data

Media digital dapat mengumpulkan data pengguna secara real-time, memberikan informasi detail tentang minat dan perilaku audiens. Sebaliknya, media tradisional sulit mengukur dampak dan jangkauan kontennya secara akurat.

5. Kepercayaan Konsumen

Kehadiran merek di dunia digital memudahkan konsumen mencari informasi dan membaca ulasan sebelum membeli produk. Transparansi ini meningkatkan rasa percaya dan loyalitas terhadap merek atau media tersebut.

Beradaptasi dengan perkembangan teknologi kini jadi kunci bagi para jurnalis dan praktisi media. Di era digital, liputan tak lagi butuh kamera besar—cukup dengan smartphone di tangan. 

Promo Payday Tempo Institute

Lewat Kelas Mobile Journalism: Membuat Video Liputan dengan Smartphone” di Tempo Institute, kamu akan belajar membuat video liputan profesional langsung dari ponsel, mulai dari pengambilan gambar hingga penyuntingan.

Daftar sekarang dan kuasai teknik jurnalisme modern yang praktis, cepat, dan kreatif!


Bagikan
WordPress Image Lightbox