Dalam proses jurnalistik, melakukan riset berita adalah salah satu proses penting untuk memastikan informasi disajikan secara akurat dan relevan bagi publik. Tanpa riset mendalam, tulisan bisa kehilangan konteks, data penting, dan kebenaran faktual yang dibutuhkan pembaca, sehingga berpotensi menurunkan kredibilitas media.
Riset tidak hanya membantu mengumpulkan fakta awal, tapi juga memperkaya tulisan dengan konteks, data, dan sudut pandang yang lebih kuat. Lantas, apa saja tahap riset dalam menulis berita? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
Riset berita adalah proses pencarian, pengumpulan, dan analisis informasi untuk menghasilkan laporan yang akurat, relevan, dan informatif bagi pembaca. Kegiatan ini mencakup penggalian fakta dan data dari berbagai sumber, seperti dokumen, wawancara, observasi, maupun pendalaman arsip.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan setiap klaim dalam tulisan jurnalistik dapat dipertanggungjawabkan. Dalam dunia jurnalistik, kegiatan kajian ini berbeda dengan penelitian akademis, karena harus berlangsung cepat, efisien, dan berorientasi pada fakta terkini yang dinamis.
Riset berita berfungsi untuk memverifikasi informasi yang diperoleh, sehingga mencegah kesalahan atau penyebaran kabar menyesatkan. Tanpa proses pendalaman memadai, berita seperti sebuah potongan dari gambaran besar peristiwa, padahal publik memerlukan konteks utuh yang fokus dan mendalam.
Dalam panduan riset jurnalistik, pendalaman data juga membantu laporan memiliki konteks lebih kaya serta pemahaman isu secara menyeluruh. Hal inilah yang menjadi alasan penting untuk melakukan riset yang benar sebelum membuat vlog berita.
Saat akan melakukan riset berita, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memastikan hasilnya layak dipublikasi. Berikut tahapan riset dalam menulis berita:
Sebelum mulai melakukan analisis, tentukan terlebih dahulu isu atau peristiwa apa yang akan diteliti berdasarkan nilai berita dan kepentingannya bagi publik. Penentuan fokus awal ini membantu menentukan sumber dan data apa saja yang perlu digali lebih jauh.
Kemudian, lakukan wawancara, observasi, dan diskusi langsung dengan narasumber untuk memperoleh informasi pertama terkait peristiwa. Langkah ini membantu memunculkan sudut pandang penting dalam sebuah berita.
Setelah itu, kumpulkan data sekunder dengan cara mencari dokumen, arsip, atau laporan yang relevan dari sumber atau publikasi resmi sesuai isu terkait. Data ini berfungsi melengkapi fakta dari keterangan sebelumnya dan memberikan konteks sejarah atau latar belakang isu.
Tahap riset dalam menulis berita selanjutnya, cek ulang setiap informasi yang diperoleh dan bandingkan dengan sumber lain untuk memastikan kebenarannya. Proses verifikasi ini mencegah kesalahan yang bisa menurunkan kredibilitas berita atau media.

Terdapat beberapa teknik kajian yang biasa dipakai oleh jurnalis agar riset dalam menulis berita berjalan cepat dan hasilnya akurat. Di antaranya:
Teknik ini dilakukan dengan menganalisis dokumen resmi seperti laporan pemerintah, data statistik, atau arsip publik untuk menemukan fakta penting. Teknik ini membantu mengungkap informasi yang tidak mudah terlihat hanya lewat wawancara atau observasi.
Riset juga bisa dilakukan secara digital dengan menggunakan mesin pencari, database online, atau arsip berita untuk menemukan sumber primer dan sekunder yang relevan. Teknik ini membantu mengidentifikasi pola atau tren dalam data besar terkait isu tertentu.
Lakukan dialog dengan berbagai narasumber untuk mendapatkan sudut pandang yang beragam. Teknik ini membantu menyusun gambaran isu secara utuh dari berbagai sisi.
Selain membantu menyusun informasi, riset juga dapat memperkuat keseluruhan proses peliputan, sehingga hasilnya akan lebih bermakna dan berdampak besar untuk pembaca. Berikut tips untuk riset dalam menulis teks berita:
Gunakan rumus 5W+1H, yakni What (apa), Who (siapa), When (kapan), Where (dimana), Why (mengapa), dan How (bagaimana) untuk membangun dasar riset yang kuat dan menyeluruh. Langkah ini membantu memastikan semua aspek penting terkait peristiwa atau isu dicakup dengan lengkap.
Saat mencari informasi, prioritaskan data dari sumber institusi resmi, narasumber ahli, atau dokumen sahih, daripada informasi asal-asalan dengan sumber belum terverifikasi. Sumber terpercaya memberi kekuatan bagi berita dan mencegah kesalahan informasi.
Setelah riset dilakukan, simpan semua hasil wawancara, dokumen digital, atau bukti riset lain dengan rapi. Dokumentasi ini memudahkan verifikasi dan referensi ulang saat menulis berita.