Jika tertarik menjadi jurnalistik, Anda bisa belajar mulai sekarang. Menjadi jurnalis tidak dibatasi dengan jurusan kuliah yang hanya itu-itu saja karena jurnalisme adalah ilmu multidisiplin yang luas. Untuk menunjang kemampuan berpikir kritis dan juga menambah wawasan, membaca menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan. Ada banyak manfaat membaca yang bisa diperoleh oleh seorang jurnalis.
Jika Anda tertarik dengan dunia jurnalistik atau jurnalis pemula, ada baiknya membaca rekomendasi buku-buku di bawah ini:
1. ‘A9ama’ Saya Adalah Jurnalisme karya Andreas Harsono
Buku karya Andreas Harsono yang dirilis pada 2010 ini langsung masuk dalam daftar buku jurnalistik yang digemari banyak orang. Buku ini bukan sepenuhnya buku yang menjelaskan tentang teori jurnalistik, tapi juga menjelaskan bagaimana berperilaku sebagai wartawan, bagaimana wartawan menulis berita hingga bagaimana proses dan dinamika di ruang redaksi.
Walau tak terlalu teoritis, dalam buku ini juga dijelaskan mengenai sembilan elemen jurnalistik. Di antaranya kebenaran, komitmen terhadap kepentingan publik, disiplin dalam melakukan verifikasi, independensi, memantau kekuasaan publik dan penyambung lidah masyarakat, forum publik, memikat tapi relevan, proporsional dan komprehensif dan yang terakhir adalah mengutamakan hati nurani.
Jika Anda adalah jurnalis pemula yang ingin belajar mengenai peliputan dan penulisan yang mendalam, bisa membaca buku ini sebagai referensi dasar. Dalam buku yang berasal dari kumpulan tulisan Andreas Harsono ini, materi tentang jurnalistik yang ringkas dan padat.
2. Seandainya Saya Wartawan Tempo karya Goenawan Mohamad
Selain buku karya Andreas Harsono, ada juga buku dari Goenawan Mohamad yang berjudul “Seandainya Saya Wartawan Tempo”. Goenawan Mohamad dikenal sebagai seorang jurnalis dan juga sastrawan yang berwawasan luas dan berpemikiran kritis. Ia juga memiliki peran besar dalam dunia jurnalistik di Indonesia era reformasi. Dalam buku ini Goenawan tidak hanya membahas soal teknik penulisan berita saja, tapi juga wawasan penting bagi seorang jurnalis dalam menembus dan mewawancarai narasumber.
Membaca buku ini akan memberikan pandangan baru mengenai tulisan feature khas Tempo yang mendalam. Seperti yang diketahui, Majalan Tempo memang dikenal sebagai media yang kerap menulis berita feature yang mendalam tapi tetap menarik.
3. Jurnalisme Dasar karya Luwi Ishwara
Jika dua buku sebelumnya lebih banyak membahas persoalan teknis menjadi jurnalis, dalam buku karya Luwi Ishwara ini banyak membahas soal teori. Dalam buku ini, Luwi Ishwara juga menjelaskan mengenai sejarah perkembangan jurnalistik di berbagai negara, tidak hanya di Indonesia. Dari buku ini, Anda bisa belajar mengenai jurnalistik secara lebih luas.
Di dalam buku ini juga, Luwi Ishwara menekankan pada satu hal yang penting untuk dipahami oleh seorang jurnalis, yakni sikap skeptis. Dalam KBBI, skeptis artinya ragu-ragu. Di mana sikap ini sangat penting bagi seorang jurnalis. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai sikap skeptis ini dalam jurnalistik, Anda bisa membaca buku ini.
4. The Word karya Rene J. Cappon
Tiga buku sebelumnya adalah buku terkait jurnalistik yang berasal dari jurnalis senior dan juga praktisi, rekomendasi buku selanjutnya ialah The Word dari Rene J. Cappon. Cappon sendiri adalah penyunting senior di Associated Press di Amerika. Buku ini memang tergolong cukup lawas, yakni rilis pada 1982. Tapi, buku ini masih mampu memberikan penyegaran bagi jurnalis pemula agar dapat menghilangkan kebiasaan buruk dalam mencari dan meliput berita.
Selain rekomendasi buku yang wajib dibaca jurnalis pemula di atas, masih banyak lagi buku terkait jurnalistik yang layak untuk dibaca. Jika Anda ingin menambah wawasan lebih luas lagi, jangan batasi bacaan Anda. Ingat, jurnalistik adalah ilmu multidisiplin yang luas.
Baca juga : Badan Siber dan Sandi Negara Akan Gandeng BIN, TNI, Polri