Home   Blog  
Pengembangan Diri

  Thursday, 04 December 2025 13:00 WIB

21 Pertanyaan Menjebak dari HRD yang Sering Ditanyakan

Author   Raden Putri
21 Pertanyaan Menjebak dari HRD yang Sering Ditanyakan

Dalam proses rekrutmen kerja, wawancara adalah salah satu tahapan penting karena merupakan kesempatan kandidat untuk menunjukkan kualitas dirinya kepada perekrut. Namun, pelamar yang gagal pada tahap ini karena siap menghadapi pertanyaan menjebak dari HRD.

Promo Jelang Akhir Tahun

Oleh karena itu, mempelajari jenis pertanyaan yang sering muncul saat interview membantu kamu menyiapkan jawaban terbaik agar bisa tampil lebih percaya diri. Berikut ini sejumlah pertanyaan HRD yang menjebak saat wawancara kerja.

1. Bisa ceritakan secara singkat tentang siapa dirimu?

Salah satu pertanyaan jebakan interview adalah permintaan untuk memperkenalkan diri. Kandidat seringkali salah fokus dengan menceritakan hal-hal pribadi, padahal yang ingin diketahui HRD adalah pengalaman, pencapaian, dan kemampuan yang dimiliki.

Informasi tentang pendidikan boleh disebutkan, tetapi cukup sebagai pelengkap. Utamakan gambaran singkat tentang apa yang sudah kamu kerjakan dan apa nilai tambah.

Contoh:

“Perkenalkan, saya Nia, lulusan Ilmu Komunikasi UNJ dan memiliki pengalaman sekitar dua tahun di bidang Digital Marketing. Pengalaman tersebut didapatkan dari magang, part-time, dan freelance. Saya juga cepat belajar dan suka mencoba hal baru, baik lewat praktik maupun membaca.”

2. Jika harus memilih satu kata untuk mendeskripsikan dirimu, apa itu?

Menjawab pertanyaan ini memang sulit karena kamu harus memilih satu kata yang tepat. Cara paling aman untuk menjawabnya adalah dengan memilih kata yang sesuai dengan kebutuhan posisi yang kamu lamar.

Contoh:

“Satu kata yang menggambarkan saya adalah ‘adaptif’. Saya mudah menyesuaikan diri dengan situasi baru dan tetap bekerja efektif. Kemampuan ini membantu untuk cepat memahami tugas baru. Saya juga bisa berpindah dari satu peran ke peran lain tanpa banyak hambatan.”

3. Menurutmu, apa kelebihan dan kekurangan yang masih perlu kamu perbaiki?

Tujuan pertanyaan ini adalah melihat apakah kandidat mampu menilai diri sendiri secara objektif. Karena itu, pilihlah kelebihan yang relevan dan kekurangan yang masih bisa diperbaiki. Hindari menyebut kelemahan yang dapat mengganggu pekerjaan inti dan tunjukkan bahwa kamu terus berusaha untuk berkembang.

Contoh:

“Kelebihan saya adalah cepat memahami informasi baru. Hal ini memudahkan dalam menguasai tugas dengan lebih efektif. Namun, saya kadang terlalu mengingat detail kecil sehingga agak sulit melupakan hal tertentu. Belakangan saya mulai belajar memilah mana yang perlu disimpan dan mana yang bisa dilepas.”

4. Mana yang kamu prioritaskan dalam hidup, pekerjaan atau keluarga?

Ini adalah pertanyaan yang cukup sensitif, jadi kamu perlu memberi jawaban yang seimbang. Tunjukkan bahwa kamu menghargai keluarga tanpa mengesampingkan profesionalisme.

Contoh:

“Saya menghargai keluarga sebagai prioritas utama. Namun, saya tetap menjaga tanggung jawab dalam pekerjaan dengan menyelesaikan tugas tepat waktu. Dengan cara itu, pekerjaan tidak mengganggu waktu pribadi di rumah. Keseimbangan adalah kunci produktivitas.”

pertanyaan menjebak

5. Apa yang kamu ketahui tentang perusahaan kami?

Ini adalah salah satu pertanyaan HRD yang menjebak. Pertanyaan ini menilai seberapa jauh kamu melakukan riset sebelum melamar kerja

Kamu bisa mempelajari profil perusahaan, produk, budaya kerja, dan perkembangan bisnisnya. Pilih poin positif yang paling relevan untuk dijadikan jawaban.

Contoh:

“Saya tahu perusahaan ini bergerak di bidang pendidikan dan dikenal inovatif. Produk-produknya berhasil bertahan bahkan berkembang saat pandemi. Beberapa teman juga mengatakan bahwa perusahaan memiliki lingkungan kerja yang suportif. Hal-hal itu membuat saya tertarik untuk bergabung.”

6. Apa alasan utama kamu ingin bergabung di perusahaan ini?

Saat HRD mengajukan pertanyaan ini, mereka ingin menguji apakah motivasimu murni dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kamu bisa menyebut reputasi, visi, atau budaya kerjanya sebagai alasan, lalu hubungkan dengan kemampuanmu agar terlihat relevan. 

Contoh:

“Saya melamar karena posisi ini sesuai dengan kemampuan yang sedang saya kembangkan. Setelah mempelajari lebih jauh, nilai perusahaan ini selaras dengan tujuan profesional saya. Budaya kerja perusahaan juga mendukung anak muda untuk berkembang. Karena itu, saya yakin bisa berkontribusi sekaligus belajar banyak di sini.”

7. Apa yang membuatmu tertarik dengan posisi yang kamu lamar?

Kamu bisa menjawab pertanyaan menjebak ini dengan menghubungkan keahlian dan minatmu dengan peran yang dilamar. Hindari menjawab asal-asalan karena akan menunjukkan bahwa kamu melamar tanpa pertimbangan.

Contoh:

“Pendidikan dan pengalaman saya selaras dengan kebutuhan posisi ini. Hal tersebut membuat saya yakin bisa berkontribusi secara optimal. Perusahaan ini punya reputasi yang baik di bidangnya, itulah yang membuat saya ingin berkembang sekaligus memberi dampak positif di sini.”

8. Mengapa perusahaan ini harus memilih kamu?

Pertanyaan HRD yang menjebak ini bisa dijawab dengan menunjukkan skill dan kualitas diri yang relevan dibanding kandidat lain. Jangan menjawab dengan alasan personal yang terkesan memohon.

Contoh:

“Kemampuan manajemen waktu adalah salah satu kekuatan saya, dan skill itu sangat sesuai dengan kebutuhan posisi ini. Selain itu, saya menguasai Instagram Ads, content strategy, dan beberapa platform sosial media. Saya juga punya passion besar sebagai Social Media Specialist. Jika diberi kesempatan, saya siap memberikan performa terbaik.”

9. Keterampilan apa yang kamu punya untuk mendukung peran ini?

Perlihatkan perpaduan antara hard skill dan soft skill yang sesuai dengan kebutuhan posisi. Jika relevan, sertakan portofolio atau contoh pengalaman yang mendukung.

Contoh:

“Saya mengikuti sertifikasi brevet AB pada tahun 2021 untuk memperkuat kemampuan di bidang perpajakan. Saya juga menguasai Microsoft Excel, termasuk Pivot, VLOOKUP, dan HLOOKUP. Selain itu, saya memiliki pengalaman magang selama tiga bulan di bidang terkait. Semua ini membuat saya siap mendukung pekerjaan secara teknis.”

10. Jika bergabung, kontribusi seperti apa yang bisa kamu berikan untuk perusahaan?

Pertanyaan menjebak ini bisa dijawab dengan menceritakan kontribusi nyata yang pernah kamu berikan di tempat kerja sebelumnya dan hubungkan hal tersebut dengan posisi baru. Tunjukkan hasil yang bisa diukur agar lebih meyakinkan.

Contoh:

“Selama 2 tahun bekerja sebagai Social Media Specialist, engagement rate Instagram berhasil meningkat hingga 60%. Pengalaman tersebut membantu memahami strategi konten dan pengembangan media sosial yang relevan untuk berbagai industri. Pendekatan berbasis data dan kreativitas juga terbukti efektif dalam mendukung pertumbuhan brand. Jika diberi kesempatan bergabung, kontribusi akan difokuskan pada peningkatan engagement dan pencapaian target komunikasi perusahaan.”

11. Berapa penghasilanmu saat ini?

Tidak perlu menyebutkan angka pasti, cukup sebut kisaran gaji di tempat sebelumnya. Tambahkan bahwa kamu terbuka berdiskusi soal kompensasi sesuai kontribusi yang bisa kamu berikan.

Contoh:

“Penghasilan saat ini berada pada kisaran Rp6.000.000 sampai Rp8.000.000, Pak/Bu. Sangat terbuka untuk berdiskusi mengenai kompensasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Yang paling penting, paket remunerasi dapat mencerminkan tanggung jawab posisi. Harapannya bisa mencapai kesepakatan terbaik untuk kedua belah pihak.”

12. Berapa kisaran gaji yang kamu harapkan?

Pertanyaan jebakan interview HRD selanjutnya adalah perihal harapan gaji kendidat. Kamu bisa menjawabnya berdasarkan riset kisaran gaji untuk posisi dan wilayah kerja. Sesuaikan juga dengan pengalaman dan skill yang dimiliki.

Contoh:

“Dengan mempertimbangkan pengalaman dan keterampilan yang relevan, kisaran kompensasi yang diajukan adalah 6 sampai 7 juta. Angka tersebut juga disesuaikan dengan standar industri untuk posisi yang sama. Tentu sangat terbuka jika perusahaan memiliki struktur kompensasi tertentu. Semoga angka tersebut dapat menjadi pertimbangan Bapak/Ibu.”

13. Apa alasanmu melamar di sini meski masih bekerja di perusahaan lain?

Kamu bisa menjawab dengan fokus pada keinginan berkembang tanpa menjelekkan tempat kerja saat ini. Jelaskan bahwa keputusanmu sudah dipertimbangkan dengan matang.

Contoh:

“Peluang baru dicari untuk memperluas kemampuan dan tantangan karier. Setelah mempelajari perusahaan serta kultur kerjanya, ada kecocokan yang kuat dengan visi dan misi pribadi. Pertimbangan tersebut menjadi dasar untuk mengambil langkah baru. Sebagai tambahan, proses resign sudah diajukan dan saat ini sedang tahap pengalihan tugas.”

pertanyaan menjebak

14. Apakah tempat kerjamu sekarang mengetahui bahwa kamu sedang mencari peluang baru?

Ini adalah salah satu pertanyaan menjebak yang digunakan perusahaan untuk menilai transparansi dan profeionalisme calon kandidat. Oleh karena itu, jawaban yang jujur akan lebih dihargai oleh perekrut.

Contoh:

“Perusahaan saat ini belum mengetahui proses pencarian peluang baru. Hal tersebut karena lingkungan kerja cukup fleksibel dan tidak membatasi karyawan berkembang di tempat lain. Tanggung jawab tetap dijalankan sesuai standar. Komunikasi akan dilakukan secara profesional jika proses perekrutan sudah mendekati keputusan.”

15. Apa penyebab kamu memutuskan pindah dari pekerjaan sebelumnya?

Untuk pertanyaan ini, kamu bisa memfokuskan jawaban pada kebutuhan berkembang, bukan pada kekurangan perusahaan lama. Hindari untuk memberikan kesan negatif terhadap tempat kerja sebelumnya.

Contoh:

“Perusahaan saat ini menjadi tempat pertama untuk belajar banyak hal dalam dunia kerja. Pengalaman tersebut sangat berharga, namun tantangan yang tersedia sudah tidak cukup untuk mendorong perkembangan karier berikutnya. Lingkungan memang baik, hanya saja kebutuhan untuk mengeksplorasi tugas yang lebih menantang semakin besar. Karena itu, kesempatan baru dipandang sebagai langkah yang tepat untuk bertumbuh.”

16. Jika terpilih, kapan kamu bisa mulai bekerja?

Sesuaikan jawabanmu dengan statusmu saat ini. Fresh graduate biasanya bisa langsung bekerja, sementara pekerja aktif harus menyelesaikan masa notice kepada perusahaan lama.

Contoh:

“Jika terpilih, bisa mulai bekerja segera karena tidak sedang terikat pekerjaan. Untuk posisi yang membutuhkan onboarding cepat, kondisi ini tentu mempermudah proses adaptasi. Namun jika diperlukan penyesuaian jadwal, sangat terbuka untuk berdiskusi. Harapannya bisa segera berkontribusi setelah seluruh proses administrasi selesai.”

17. Prestasi apa yang pernah kamu capai sejauh ini?

Tidak harus berupa pengalaman kerja, kamu bisa menceritakan pencapaian kecil yang berdampak. Hal terpenting adalah menunjukkan hasil konkret dan usaha untuk mencapainya.

Contoh:

“Pengelolaan akun media sosial di kantor sebelumnya berhasil meningkatkan engagement dan jumlah pengikut secara signifikan dalam tiga bulan. Kemajuan tersebut dicapai melalui eksperimen konten, riset tren, dan analisis performa. Upaya tersebut juga membuat reputasi brand lebih kuat dan meningkatkan kepercayaan pelanggan. Dari pengalaman itu, saya belajar bahwa konsistensi dan pemahaman audiens sangat berpengaruh.”

18. Pernahkah kamu melakukan kesalahan dalam pekerjaan? Bagaimana kamu menyelesaikannya?

Hindari cerita kesalahan fatal dan pilihlah contoh yang menunjukkan proses belajar dan tanggung jawabmu. Tekankan bagaimana kamu memperbaikinya dan apa pelajaran yang kamu ambil.

Contoh:

“Saya pernah mengalami kesalahpahaman dengan rekan kerja yang membuat pekerjaan terlambat selesai. Saya langsung menjelaskan situasinya kepada tim dan klien dengan jujur. Setelah itu, kami berkoordinasi lebih baik untuk menyelesaikannya sesuai brief. Dari situ saya belajar pentingnya komunikasi yang jelas dan inisiatif menyelesaikan masalah.”

19. Bagaimana cara kamu mengelola stress dan menghadapi tekanan kerja?

Dalam menjawab pertanyaan ini, sampaikan secara jujur bagaimana kamu menghadapi stress tanpa perlu mengklaim bahwa kamu tidak pernah mengalaminya. Kamu bisa menambahkan pengalaman singkat untuk menunjukkan bahwa cara kamu mengelola stres memang efektif.

Contoh:

“Ketika tekanan meningkat, saya biasanya mengambil waktu singkat untuk menenangkan pikiran sebelum kembali fokus. Setelah itu dilakukan analisis masalah agar solusi yang dipilih lebih tepat. Jika diperlukan, bantuan rekan kerja juga dioptimalkan untuk mempercepat penyelesaian. Dengan cara ini, beban kerja bisa dikelola dengan lebih stabil dan efektif.”

20. Ada jeda waktu dalam riwayat pekerjaanmu, apa penyebabnya?

Jawablah dengan jujur dan profesional sambil menekankan bahwa kamu produktif selama masa jeda tersebut. Kamu bisa menyebutkan kegiatan yang mendukung perkembangan skill atau pengetahuanmu.

Contoh:

“Jeda pekerjaan terjadi karena saya fokus melanjutkan pendidikan S2. Selama masa tersebut, berbagai kursus online diambil untuk tetap mengikuti perkembangan industri. Aktivitas belajar juga membantu memperkuat kompetensi yang relevan dengan dunia kerja. Setelah studi selesai, saya kembali siap untuk mengambil tanggung jawab profesional secara penuh.”

21. Apa rencanamu dalam 5 tahun ke depan?

Pertanyaan menjebak lainnya adalah tentang rencana masa depan. Hal ini akan membantu HRD memahami apakah tujuan jangka panjangmu sejalan dengan arah perusahaan. Hindari jawaban yang menunjukkan kamu tidak punya rencana, dan fokuskan pada target karier yang realistis serta relevan.

Contoh:

“Dalam 5 tahun ke depan, goals saya adalah bisa menjadi manager di tim Social Media. Saya percaya bahwa value dan pelatihan yang diberikan perusahaan bisa mendukung saya untuk terus mengembangkan hard dan soft skill saya untuk meningkatkan jenjang karier saya.”

Banner Belajar Menulis Penulisan di Tempo Institute

Bagikan