Saat akan mulai menulis sebuah karya, outline adalah salah satu alat penting untuk membantu penulis tetap fokus pada alur pikirannya. Di dalamnya, outline biasanya memuat gambaran per bab atau subbab yang ingin dibahas sehingga penulis memiliki arah yang jelas sejak awal.
Dengan adanya outline tulisan, proses menulis jadi lebih terstruktur dan penulis bisa terhindar dari writer’s block, yakni kondisi ketika ide tiba-tiba buntu dan sulit dituangkan. Lantas, sebenarnya apa yang dimaksud dengan outline? Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Melansir dari CloudHost, outline artinya kerangka atau rancangan yang dipakai untuk menyusun ide sebelum menulis sebuah karya. Bentuknya berupa daftar poin utama beserta subpoin yang disusun secara hierarkis agar penulis dapat melihat alur konten dengan lebih jelas.
Outline banyak digunakan untuk menulis esai, artikel, buku, presentasi, hingga laporan karena berfungsi sebagai peta untuk mengarahkan proses penulisan agar tetap terkontrol. Dengan kerangka visual ini, penulis lebih mudah melihat hubungan antar-ide, membangun struktur tulisan, dan menghindari pembahasan yang keluar dari topik.
Dalam praktiknya, outline bersifat fleksibel. Penulis boleh menambah atau mengurangi poin tertentu sesuai kebutuhan selama proses menulis berlangsung.
Misalnya, sebuah buku awalnya direncanakan memiliki lima bab, namun di tengah pengerjaan penulis menyadari perlunya menambahkan satu referensi baru. Penulis dapat memperbarui outline tersebut tanpa harus merombaknya dari awal.
Meski sama-sama berisi poin dan struktur, outline dan daftar isi berbeda satu sama lain. Perbedaannya adalah:
Jadi singkatnya, outline adalah rencana, sedangkan daftar isi adalah hasil akhir dari rencana tersebut yang sudah diwujudkan dalam bentuk tulisan lengkap.
Sebagai kerangka awal penulisan, fungsi outline sangat penting bagi penulis, di antaranya:
Outline membantu penulis melihat gambaran besar naskah, sehingga setiap bagian tersusun rapi dan tidak keluar dari topik utama.
Semua gagasan ditempatkan dalam urutan yang logis. Mulai dari poin besar hingga sub-poin, agar alur tulisan mudah diikuti.
Dengan outline, penulis tahu bagian mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu sehingga proses menulis jadi lebih terarah.
Kerangka tulisan membuat penulis melihat semua poin yang telah direncanakan sehingga tidak ada pembahasan tumpang tindih.
Outline memberi batas sekaligus ruang, sehingga penulis tahu bagian mana yang perlu diperluas atau dipadatkan.

Untuk lebih memahami tentang kerangka tulisan ini, simak beberapa contoh outline berikut:
Topik: Pentingnya Tidur Berkualitas untuk Kesehatan
Pendahuluan:
Isi:
Penutup:
Topik: Perkembangan Peradaban Mesir Kuno
Pendahuluan:
Isi:
Penutup:
Topik: Panduan Liburan ke Korea Selatan untuk Pemula
Pendahuluan:
Isi:
Penutup:
Pada dasarnya, menyusun karangan membutuhkan langkah awal yang teratur agar penulis lebih mudah mengembangkan ide secara sistematis. Adapun cara membuat outline adalah sebagai berikut:
Tema adalah inti persoalan yang ingin diangkat, sedangkan judul merupakan gambaran singkat dari isi tulisan. Dengan menentukan keduanya sejak awal, penulis memiliki arah jelas mengenai apa yang ingin dibahas dan ke mana tulisan akan dibawa.
Setelah memiliki tujuan, penulis perlu menyiapkan bahan pendukung sebagai fondasi tulisan. Bahan ini bisa berasal dari berbagai sumber, seperti buku, artikel, kliping, atau referensi tepercaya lain, yang relevan dengan tema.
Tidak semua bahan perlu dimasukkan, sehingga penulis harus memilih informasi yang paling penting dan sesuai dengan fokus pembahasan. Seleksi bisa dilakukan dengan mencatat poin-poin utama, memperbanyak membaca, dan berdiskusi untuk memperjelas sudut pandang.
Outline disusun untuk mengatur ide secara berurutan sehingga alur tulisan tidak melebar atau keluar jalur. Kerangka ini berisi poin-poin inti yang dapat berubah sewaktu-waktu sesuai kebutuhan penulis.