Home   Blog  
Jurnalisme

  Sunday, 23 November 2025 09:00 WIB

Struktur Artikel Opini yang Tepat dan Mudah Dipahami

Author   Raden Putri
Struktur Artikel Opini yang Tepat dan Mudah Dipahami

Artikel opini adalah karya tulis berisi pendapat, gagasan, atau pandangan pribadi terhadap suatu topik yang dijelaskan dalam bentuk uraian cukup panjang. Jenis artikel ini bersifat bebas, rasional, dan objektif, serta didukung oleh argumen dan fakta yang disusun dengan alur pemikiran logis dan tepat.

Promo Jelang Akhir Tahun

Sebelum mulai menulis, penting untuk memahami struktur artikel agar isi tulisan tetap terarah dan tidak melebar ke mana-mana. Pasalnya, teks opini biasanya memuat gagasan mendalam sehingga membutuhkan susunan khusus agar pesan yang ingin disampaikan bisa tersampaikan dengan jelas.

Berikut ini struktur artikel opini yang perlu diketahui agar tulisan mudah dipahami.

1. Judul

Bagian pertama dalam struktur teks artikel adalah judul. Hindari membuat judul yang terlalu panjang atau rumit, dan pastikan penggunaan bahasanya ringkas namun tetap mampu memikat minat pembaca. 

Judul yang baik harus mampu mengundang rasa penasaran sekaligus memberi gambaran awal tentang isi tulisan. Karena itu, pastikan judul selaras dengan topik tulisan. 

Tak harus dibuat di awal, banyak penulis justru memilih merumuskan judul setelah seluruh tulisan selesai agar lebih sesuai dengan keseluruhan isi.

Sebagai contoh, opini Tempo berjudul “Politik Troll & Demokrasi Digital” edisi 26 Agustus 2020. Judul ini efektif karena langsung menunjukkan fokus artikel, yakni dampak internet dan media sosial sebagai ruang yang tercemar oleh praktik trolling dan disinformasi para elite politik.

2. Pernyataan Pembuka

Setelah judul, pembaca perlu dipertemukan dengan pernyataan pembuka berisi rangkuman inti opini yang akan dibahas. Bagian pengantar kerangka artikel ini memiliki peran penting sebagai titik awal untuk menentukan apakah pembaca ingin melanjutkan atau berhenti.

Buatlah pembuka yang punya daya tarik kuat, ibarat tampilan depan sebuah toko guna menentukan apakah orang ingin masuk atau tidak. Kamu bisa memulai dengan pernyataan tegas, ilustrasi singkat, atau kutipan relevan. 

Jika kalimat pertama cukup menarik, besar kemungkinan pembaca akan mengikuti sampai akhir tulisan. Misalnya, pada opini “Politik Troll & Demokrasi Digital”, penulis membuka dengan gambaran orang-orang yang menjadi sasaran serangan di media sosial serta bagaimana perbedaan pendapat sering berakhir dalam pertarungan kata-kata.

Dengan cara ini, pembaca langsung memahami arah pembahasan dan urgensi mengapa topik tersebut layak diangkat.

3. Argumentasi

struktur artikel

Bagian terpenting dalam artikel opini adalah argumentasi harus disampaikan secara runtut dan mudah dipahami. Agar tulisan lebih kredibel, pendapatmu perlu diperkuat dengan data, fakta ilmiah, contoh peristiwa, pengalaman langsung, atau analisis relevan. 

Tujuannya adalah meyakinkan pembaca bahwa opinimu tidak muncul begitu saja, melainkan berdiri di atas dasar dan data jelas. Bagian ini juga menjadi ruang bagi penulis untuk memberikan perspektif atau informasi baru yang mungkin belum diketahui pembaca. 

Sebagai ilustrasi, artikel Tempo tadi menjelaskan bagaimana derasnya arus penyebaran hoaks di berbagai negara telah menciptakan kondisi digital yang suram dan menumbuhkan istilah “netizen mahabenar”. Argumen seperti ini membantu pembaca melihat masalah dari sisi lebih luas.

4. Bukti

Bukti merupakan unsur penting yang memperkuat argumen. Bukti bisa berupa data, penelitian, pernyataan ahli, maupun contoh kasus nyata. 

Penyampaiannya juga tidak harus berupa paragraf tulisan. Kamu bisa menggunakan tabel, grafik, bagan, atau visual lainnya agar lebih mudah dicerna. Contohnya dalam artikel Tempo, misalnya, penulis mengutip hasil penelitian Nyhan dan Reifler (2010) serta studi Ong dan Cabanes di Filipina (2018) sebagai landasan pendapatnya.

5. Kesimpulan

Struktur artikel yang benar selalu diakhiri dengan kesimpulan kuat dan berkesan, bisa berupa ajakan, refleksi, atau penekanan ulang terhadap inti pesan penulis. Bagian ini penting untuk meninggalkan jejak pemikiran membekas di benak pembaca.

Kesimpulan juga bisa berisi solusi atau penegasan terhadap gagasan yang ditawarkan, serta kalimat yang mampu menggugah emosi pembaca. Contohnya, dalam opini Tempo, penulis menegaskan bahwa perbedaan pilihan politik seharusnya tidak mengikis batas-batas toleransi sebagai sesama manusia. Ia menyoroti bagaimana politik trolling dimainkan para elite justru memperlebar jarak antara kelompok masyarakat.

Membuat Artikel Opini yang Tembus Meja Redaksi

Kelas Online Menulis Opini

Membuat artikel opini yang layak terbit di media arus utama membutuhkan lebih dari sekadar kemampuan menulis. Kamu perlu memahami cara membangun argumen yang kuat, memilih sudut pandang yang segar, hingga merangkai tulisan dengan struktur yang rapi dan meyakinkan. 

Di Kelas Menulis Opini bersama Tempo Institute, kamu akan belajar langsung dari para editor dan jurnalis berpengalaman tentang bagaimana menyusun opini yang tidak hanya menarik, tetapi juga relevan dan memenuhi standar redaksi. Kelas ini dirancang untuk membantumu mengasah kepekaan isu, mempertajam logika berpikir, serta meningkatkan peluang tulisanmu menembus meja redaksi.

Banner Belajar Menulis Penulisan di Tempo Institute

Bagikan