Inaya Rakhmani, Pengajar di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP, Universitas Indonesia. Inaya akan berbicara soal perangai ilmiah. “Dari awal sistem pendidikan kita dirancang bukan untuk membentuk ilmuwan tapi untuk siap pakai untuk birokrasi atau (contohnya) kesehatan,” ujar Inaya.
Peneliti sosial dan humaniora ini juga mengucapkan bahwa perangai ilmiah adalah kebiasaan untuk selalu mempertanyakan sesuatu, rasa ingin tahu dan skeptis. “Jangan ikuti rasa takut, tapi ikuti rasa ingin tahu,” tambah Inaya.
Apa bedanya nyinyir dan perangai ilmiah? Bagaimana hubungan perangai ilmiah dengan sistem pendidikan serta kebijakan pemerintah? Dengarkan percakapan lengkap Inaya Rakhamani dan Gita Putri Damayana di #uTarapodcast eps #10.
Episode lainnya:
uTara #12 – Negara Kasih Jatah Buat Ormas?
uTara #11 – Bagaimana Tempo Memuat Sebuah Berita, Ketika Media Lain Tidak?
uTara #9 – Kebijakan Berbasis Data Saja Bisa Salah, Apa Lagi Wangsit?
uTara #8 – Kenapa Indonesia Tertinggal dari Korea dan Taiwan?
uTara #7 – Hijrah ke Suriah, Hingga jadi Ahli Ruqyah
uTara #6 – Kebijakan Tanpa Riset, Kebijakan Tanpa Arah
uTara #5 – Tempo, berdiri di sisi mana?
uTara #4 – Resensi Buku Zucked: Gelagat Buruk Facebook
uTara #3 – Media di Jerman, Pembaca Ikut “Rapat Redaksi”
uTara #2 – Giliran Nelayan dan Petani Bicara Industri 4.0
uTara #1 – Kalau Ditumpuk, Hasil Penelitian Bisa Sampai ke Bulan, ujar Berry Juliandi ALMI
Baca juga : Badan Siber dan Sandi Negara Akan Gandeng BIN, TNI, Polri