Bagi kamu yang suka memotret, mempelajari tips fotografi untuk pemula bisa membantu dalam menciptakan karya senimu sendiri. Membuat gambar terlihat lebih “hidup” bisa menjadi tantangan tersendiri. Namun dengan latihan dan penerapan teknik yang tepat, siapapun bisa mengambil foto yang berkarakter dan memancarkan perasaan.
Agar hasil jepretanmu tidak sekadar bagus secara teknis, kamu perlu mempelajari berbagai aspek penting dalam fotografi, mulai dari pencahayaan, komposisi, hingga kepekaan melihat detail kecil. Berikut ini 10 tips fotografi untuk pemula agar lebih hidup.

Melansir dari Capture the Atlas, langkah penting dalam belajar fotografi untuk pemula adalah mempelajari segitiga eksposur yang merupakan dasar-dasar memotret. Ketiga elemen ini adalah aperture (f-stop), shutter speed, dan ISO.
Ketiga hal tersebut akan bekerja sama untuk mengontrol eksposure, yaitu seberapa gelap atau terang hasil foto. Dengan menguasainya, kamu bisa menentukan suasana foto sesuai keinginan, apakah ingin tampak lembut dan terang, atau dramatis dengan bayangan tegas.
Langkah penting dalam belajar fotografi adalah memahami bagaimana cahaya bekerja. Pencahayaan merupakan elemen paling fundamental yang bisa menentukan bagus atau tidaknya hasil foto.
Kamu bisa mulai dengan memperhatikan karya fotografer lain untuk melihat bagaimana mereka memanfaatkan cahaya alami, seperti sinar matahari, atau cahaya buatan dari lampu dan reflektor.
Dengan memahami cara mengelola cahaya, kamu akan lebih mudah menciptakan foto yang tajam, berkarakter, dan memiliki suasana yang sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan.
Selain cahaya, komposisi juga berperan besar dalam menentukan kekuatan visual sebuah foto. Salah satu teknik dasar yang wajib dikuasai pemula adalah aturan sepertiga (rule of thirds).
Ketika mempelajari komposisi, perhatikan juga elemen lain seperti garis panduan, kurva S, rasio emas, dan keseimbangan dalam bingkai gambar. Kamu bisa menerapkannya dengan berbagai jenis kamera, baik ponsel maupun DSLR, karena prinsip komposisi lebih bergantung pada sudut pandang dan ketepatan penempatan objek daripada alat yang digunakan.

Mengutip dari dalam Fuji Film, garis-garis utama (leading lines) dapat membantu mengarahkan pandangan penonton ke subjek utama. Misalnya, jalan, pagar, atau elemen arsitektur bisa kamu gunakan untuk memandu mata audiens menuju titik fokus foto.
Teknik ini sederhana namun efektif untuk menciptakan alur visual yang kuat. Layaknya aturan sepertiga, penggunaan garis-garis utama dapat membantu fotografer pemula memahami bagaimana menyusun foto agar lebih dinamis dan menarik.
Dalam fotografi potret, teknik blur background atau mengaburkan latar belakang sering digunakan untuk menonjolkan subjek utama. Efek ini tercipta ketika subjek tampak tajam, sementara latar belakang terlihat lembut dan buram.
Teknik ini sangat berguna untuk menghilangkan elemen yang mengganggu dan membuat fokus penonton langsung tertuju pada subjek. Meski tidak selalu cocok untuk semua jenis foto, cara fotografi blur merupakan pilihan yang tepat untuk potret atau foto close-up yang ingin menonjolkan ekspresi dan detail.
Menambahkan elemen menarik di latar depan dapat membuat foto terasa lebih hidup dan memiliki kedalaman. Kamu bisa memanfaatkan objek, tekstur, garis, atau bahkan orang untuk memberi titik fokus yang mengarahkan mata penonton ke subjek utama.
Dengan begitu, foto akan terlihat lebih dinamis dan menciptakan kesan ruang yang nyata, bukan sekadar gambar datar.
Simetri dan pola adalah elemen visual yang secara alami disukai manusia. Mencari keseimbangan dalam pemandangan alam, arsitektur, atau bahkan ekspresi manusia bisa menghasilkan foto yang menenangkan dan estetis.
Pola berulang memberikan kesan harmoni, sementara simetri menciptakan struktur yang rapi dan memuaskan untuk dipandang.

Melansir dari Live Snap Love, tips fotografi berikutnya adalah jangan selalu menempatkan subjek foto di tengah. Ini memang bisa menciptakan kesan simetris, tapi jika ingin hasil foto lebih hidup, cobalah memindahkan subjek dari pusat bingkai.
Salah satu teknik fotografi paling dasar yang bisa digunakan adalah Rule of Thirds (aturan sepertiga), yaitu membagi bingkai menjadi sembilan bagian dan menempatkan subjek di salah satu garis atau titik potongnya agar hasilnya tampak seimbang.
Selain itu, kamu juga bisa mencoba Depth of Field untuk menonjolkan subjek dengan latar belakang yang buram, atau Long Exposure untuk menangkap efek gerakan seperti air mengalir atau lampu mobil di malam hari.
Dengan memahami dan mempraktikkan ketiga teknik fotografi ini, hasil jepretanmu akan terlihat lebih menarik dan profesional.
Mengutip dari MasterClass, proses pengeditan membantu menonjolkan bagian penting dari foto agar subjek terlihat lebih menonjol. Kamu bisa menyesuaikan pencahayaan, kontras, atau saturasi warna agar keseimbangan antara subjek dan latar tetap terjaga.
Editing bukan untuk mengubah foto secara drastis, melainkan memperkuat pesan visual yang ingin kamu sampaikan.
Dalam dunia fotografi, hasil terbaik datang dari proses mencoba dan belajar dari kesalahan. Jangan khawatir jika hasil jepretan belum sempurna, teruslah berlatih dan bereksperimen.
Sebagai panduan, kamu bisa menerapkan prinsip 5C fotografi, yaitu Content (isi atau pesan foto), Composition (penataan elemen), Contrast (pencahayaan dan warna), Clarity (ketajaman gambar), dan Creativity (keunikan ide). Dengan memahami kelima aspek ini, kemampuan fotografimu akan berkembang dan hasilnya pun makin memukau.
Ikuti Kelas Teknik Dasar Fotografi di Tempo Institute untuk memahami prinsip dasar pengambilan gambar, komposisi, dan pencahayaan secara lebih mendalam.