Kata orang, tidak semua informasi bisa menjadi berita. Tidak semua kabar bisa diangkat ke surat kabar. Sebuah informasi harus lolos dari sejumlah filter agar bisa dipublikasikan ke masyarakat yang lebih luas. Filter itu bernama nilai berita yang wajib diketahui oleh wartawan.
Salah satu filter paling penting adalah klarifikasi fakta karena tak mungkin kita mempublikasikan sebuah berita yang diragukan kebenarannya. Namun, di luar kefaktualan sebuah informasi, masih ada sejumlah hal yang harus diperhatikan.
Alat ukur atau parameter utama yang digunakan wartawan untuk memutuskan meliput dan melaporkan suatu peristiwa atau fakta adalah nilai-nilai berita. Ada beberapa aspek pokok yang menentukan tinggi-rendahnya nilai berita suatu kejadian, antara lain:
1. Penting (significance)
Kejadian yang layak diberitakan adalah informasi yang dianggap penting bagi publik (audiens), setidaknya kejadian tersebut berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kehidupan publik. Misalnya, ada informasi kunjungan Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan ke suatu cabang. Meski kunjungan ini adalah sebuah peristiwa (informasi), tapi belum tentu penting bagi publik. Pembaca mungkin lebih tertarik dengan berita tentang tidak dibolehkannya pencairan pensiun, karena hal ini berhubungan dengan kehidupan mereka.
2. Besarnya kejadian (magnitude)
Kejadian yang menyangkut jumlah besar yang sangat berarti bagi kehidupan khalayak. Berita tentang gempa bumi yang memakan banyak korban tentu akan lebih banyak dibutuhkan oleh pembaca dibanding tanah longsor.
3. Kedekatan (proximity)
Kejadian yang dilaporkan wartawan dekat dengan kehidupan khalayak. Semakin dekat maka semakin menarik untuk publik. Longsor di Sukabumi akan lebih menarik bagi pembaca Indonesia, dibanding gempa bumi di Haiti, meski gempa di Haiti menelan lebih banyak korban.
4. Aktualitas (timeliness)
Kejadian yang dilaporkan wartawan masih sangat hangat (baru saja terjadi). Semakin baru, semakin menarik. Kejadiaan satu jam yang lalu lebih berharga dibandingkan dengan kejadian dua hari lalu. Apalagi di masa digital yang menuntut kecepatan.
5. Tenar (prominence)
Kejadiannya bisa jadi hanya memiliki magnitude kecil dan tidak penting, tapi karena menyangkut tokoh terkenal, maka informasi itu layak diberitakan. Contoh, ulang tahun anak selebritas. Ulang tahun bukan kejadian istimewa, tapi karena yang berulangtahun adalah anak Raffi Ahmad, maka kejadian ini layak diberitakan.
Selain lima hal di atas, ada sejumlah hal lain yang bisa dijadikan acuan dalam menilai sebuah berita. Intinya, sebuah kejadian harus menarik untuk publik, bukan hanya bagi wartawannya.
Sebagai wartawan pemula, kamu wajib belajar jurnalisme lebih mendalam dengan ahlinya yang sudah berpengalaman. Namun, kamu bingung mau belajar di mana?
Yuk, ikuti kelas daring Jurnalisme Dasar yang nantinya kamu akan belajar jurnalisme lebih dalam lagi!
Baca juga : Badan Siber dan Sandi Negara Akan Gandeng BIN, TNI, Polri