Home   Blog  
Jurnalisme

  Monday, 01 December 2025 11:00 WIB

10 Nilai Berita yang Wajib Diketahui

Author   Raden Putri
10 Nilai Berita yang Wajib Diketahui

Nilai berita adalah salah satu kriteria utama yang digunakan jurnalis untuk menentukan apakah sebuah peristiwa atau kejadian layak diliput dan disiarkan. Setiap hari ada begitu banyak kejadian yang berlangsung, namun tidak semuanya bisa diangkat menjadi berita.

Promo Jelang Akhir Tahun

Oleh karena itu, suatu peristiwa harus dinilai tingkat kelayakannya berdasarkan unsur-unsur nilai berita. Dengan begitu, media dapat memilih informasi mana yang benar-benar penting dan relevan untuk publik. Lebih lanjut, berikut 10 nilai berita yang wajib diketahui.

Apa itu Nilai Berita

Melansir dari Owen Spencer-Thomas, nilai berita atau news value adalah pedoman yang membantu menentukan seberapa menonjol atau menarik sebuah informasi bagi media. Nilai berita menjelaskan alasan mengapa sebuah peristiwa dianggap penting, unik, atau layak disampaikan kepada pembaca.

Dalam proses penyaringan informasi, jurnalis selalu mencari materi yang berpotensi menarik perhatian banyak orang. Mereka menilai mana informasi penting untuk diberitakan dan mana yang kurang memiliki daya tarik. 

Serangkaian pedoman inil disebut nilai berita, yakni alat bantu untuk mengidentifikasi cerita mana yang memiliki elemen kuat dan layak diangkat.

News value menjadi pusat dalam proses seleksi karena setiap unsur di dalamnya menggambarkan kualitas khusus yang dapat membuat sebuah cerita lebih menarik dan relevan bagi masyarakat. Dengan memahami nilai berita, jurnalis dapat menghasilkan laporan informatif, bernilai, dan sesuai kebutuhan publik.

10 Nilai Berita

Nilai berita berfungsi sebagai daftar periksa sederhana bagi jurnalis untuk menilai apakah sebuah peristiwa layak diangkat menjadi berita. Setiap unsur di dalamnya membantu menentukan seberapa kuat daya tarik suatu informasi bagi publik. Berikut penjelasannya:

1. Magnitude (Pengaruh)

Magnitude menggambarkan seberapa besar dampak sebuah peristiwa terhadap masyarakat. Semakin luas pengaruhnya, semakin tinggi nilai beritanya. 

Contohnya, kenaikan harga BBM bukan sekadar informasi mengenai tarif bahan bakar, tetapi juga membawa konsekuensi yang dirasakan banyak orang. Peristiwa dengan pengaruh besar jauh lebih mudah diterima publik karena relevansinya langsung menyentuh kehidupan sehari-hari.

2. Timeliness (Aktualitas)

Timeliness berkaitan dengan kecepatan penyampaian informasi. Peristiwa yang baru terjadi perlu segera dilaporkan agar tetap relevan dan bernilai berita. 

Peristiwa yang “sedang hangat” akan selalu memiliki daya tarik lebih besar bagi khalayak. Unsur ini memiliki tiga bentuk:

  • Aktualitas kalender, misalnya setiap 21 April media menyoroti Hari Kartini.
  • Aktualitas waktu, seperti peliputan penetapan awal Ramadhan.
  • Aktualitas masalah, misalnya pemberitaan kasus korupsi yang sedang berlangsung.

3. Significance (Penting)

Significance menilai apakah sebuah peristiwa memiliki kepentingan besar bagi masyarakat. Bila informasinya berpengaruh pada kehidupan publik, maka peristiwa tersebut dianggap penting untuk segera diberitakan. 

Contohnya, kabar tentang wabah penyakit. Meskipun tidak terjadi di sekitar kita secara langsung, informasi tersebut tetap vital karena menyangkut keselamatan banyak orang.

nilai berita adalah

4. Proximity (Kedekatan)

Proximity berkaitan dengan kedekatan antara peristiwa dan audiens. Semakin dekat suatu kejadian, baik secara lokasi, emosi, maupun nilai, semakin besar pula minat publik untuk membacanya. 

Kedekatan membuat sebuah berita terasa lebih relevan dan personal. Nilai berita proximity ini meliputi:

  • Geografis, jika peristiwa terjadi di wilayah dekat dengan pembaca.
  • Psikologis, saat audiens merasa memiliki ikatan emosional dengan topik tertentu.
  • Ideologis, ketika peristiwa sesuai dengan keyakinan, cara pandang, atau nilai masyarakat.

5. Impact (Dampak)

Setiap berita idealnya memiliki dampak jelas bagi pembaca. Dalam konteks nilai berita jurnal, dampak ini bisa diukur dari seberapa besar pengaruh peristiwa tersebut, berapa banyak orang terlibat, serta seberapa lama efeknya berlangsung. 

Semakin besar dan luas dampaknya, semakin tinggi pula nilai beritanya. Informasi yang menimbulkan perubahan, reaksi, atau konsekuensi besar hampir selalu menarik perhatian media.

6. Prominence (Ketokohan)

Nilai berita ketokohan berkaitan dengan tokoh publik, seperti pejabat, artis, politisi, dan figur terkemuka lainnya. Semua informasi yang berhubungan dengan orang terkenal biasanya memiliki nilai berita tinggi.

Tokoh-tokoh populer dapat menjadi sorotan media bahkan ketika melakukan hal sederhana atau sepele. Karena tingkat keterpaparan mereka di ruang publik, masyarakat cenderung merasa terhubung secara personal dengan mereka. Akibatnya, apa pun yang mereka lakukan atau ucapkan menjadi menarik untuk diikuti dan dianggap layak diberitakan.

7. Conflict (Konflik)

Informasi yang menggambarkan pertentangan antarindividu, kelompok masyarakat, atau lembaga merupakan jenis berita penting untuk dilaporkan. Peristiwa yang memunculkan konflik, seperti ketegangan sosial, peperangan, perselisihan politik, atau isu melibatkan public figure, memiliki nilai berita karena berdampak pada kepentingan publik.

Dengan menyampaikan informasi akurat mengenai konflik, media membantu masyarakat memahami situasi, mengambil sikap, serta tetap bijak dalam merespons berbagai kabar yang beredar. Berita tentang konflik juga dapat menjadi peringatan agar publik lebih siap menghadapi dampaknya.

8. Currency (Kekinian)

Media sosial membuat siapa pun dapat membagikan opini dan topik pembicaraan kepada audiens yang luas. Ketika sebuah frasa, isu, atau peristiwa dibicarakan secara berulang-ulang, misalnya di X (Twitter), topik tersebut dapat menjadi tren.

Jurnalis bisa memanfaatkan momentum ini dengan memantau percakapan terkini di media sosial untuk mengetahui perhatian publik sedang mengarah pada peristiwa apa. Topik yang tengah naik daun dan ramai dibicarakan biasanya lebih layak diberitakan karena tingkat relevansinya tinggi. 

9. Unusualness (Keanehan)

Kisah-kisah yang aneh, ganjil, atau tidak biasa memiliki potensi besar untuk menjadi berita karena menyimpang dari ekspektasi umum. Justru karena keunikannya, peristiwa-peristiwa seperti ini dapat menghibur sekaligus memancing rasa ingin tahu.

Analogi klasiknya, anjing menggigit manusia bukanlah berita. Namun manusia menggigit anjing adalah berita. Contohnya, pada 10 April 2018, Daily Telegraph memuat artikel tentang seorang pria yang menggigit anjing demi melindungi peliharaannya sendiri, sebuah kejadian tak lazim dan otomatis menarik perhatian.

10. Human Interest (Ketertarikan Manusia)

Informasi yang mampu menyentuh sisi emosional khalayak, seperti membuat terharu, marah, tertawa, atau bersimpati, termasuk dalam kategori human interest. Berita semacam ini layak diangkat karena dapat meningkatkan empati dan kesadaran kemanusiaan.

Sebuah peristiwa biasanya memiliki unsur human interest ketika menyangkut penderitaan, perjuangan, atau kisah yang menggugah perasaan. Contohnya adalah berita mengenai perbudakan, penganiayaan, aksi kemanusiaan, atau kisah inspiratif seseorang yang berjuang melawan keterbatasan. Informasi seperti ini bukan hanya informatif, tetapi juga mampu menyentuh hati pembacanya.

Banner Belajar Menulis Penulisan di Tempo Institute

Bagikan