Mayang Rizky, peneliti dari Lembaga Riset SMERU berbicara soal kebijakan pemerintah berbasis data/bukti. “Kebijakan yang berpijak data saja bisa salah, apa lagi yang tanpa data,” ujar Mayang. Ia menambahkan bahwa menyampaikan hasil riset ke pemangku kebijakan juga masih berkendala. Padahal hasil riset yang dilakukan oleh lembaga penelitian bisa memudahkan pemerintah dalam membuat kebijakan.
Lalu seberapa kuat publik menginginkan kebijakan yang berbasis data?
Dengarkan percakapan lengkap Mayang Rizky dan Gita Putri Damayana di #uTarapodcast eps #9.
uTara dapat Anda dengarkan kapan saja di Anchor, Spotify, website Tempo Institute, dan kanal video.tempo.co.
Episode lainnya:
uTara #12 – Negara Kasih Jatah Buat Ormas?
uTara #11 – Bagaimana Tempo Memuat Sebuah Berita, Ketika Media Lain Tidak?
uTara #10 – Perbedaan Nyinyir dan Perangai Ilmiah, Serta Benang Merahnya dengan Kebijakan
uTara #9 – Kebijakan Berbasis Data Saja Bisa Salah, Apa Lagi Wangsit?
uTara #8 – Kenapa Indonesia Tertinggal dari Korea dan Taiwan?
uTara #7 – Hijrah ke Suriah, Hingga jadi Ahli Ruqyah
uTara #6 – Kebijakan Tanpa Riset, Kebijakan Tanpa Arah
uTara #5 – Tempo, berdiri di sisi mana?
uTara #4 – Resensi Buku Zucked: Gelagat Buruk Facebook
uTara #3 – Media di Jerman, Pembaca Ikut “Rapat Redaksi”
uTara #2 – Giliran Nelayan dan Petani Bicara Industri 4.0
uTara #1 – Kalau Ditumpuk, Hasil Penelitian Bisa Sampai ke Bulan, ujar Berry Juliandi ALMI
Baca juga : Badan Siber dan Sandi Negara Akan Gandeng BIN, TNI, Polri