Kampanye mengenai keamanan pangan tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah atau lembaga negara, seperti Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM RI). Kampanye penting ini harus dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itulah, Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Pangan Olahan (PMPUPO) BPOM RI mencoba untuk menggandeng sejumlah organisasi kemasyarakatan di beberapa kota untuk ikut mengkampanyekan hal penting ini.
Para kader di empat kota: Pontianak, Cirebon, Palu, dan Jakarta mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan media sosial untuk mengkampanyekan pentingnya keamanan pangan tersebut. Di setiap kota, pelatihan dihadiri oleh 60-70 peserta yang datang beragam organisasi. Mereka adalah kader keamanan pangan yang dekat dengan masyarakat.
Dalam pelatihan ini ada tiga sesi yang diajarkan oleh para ahli, yaitu memahami algoritma media sosial, teknik menulis konten di medsos, dan desain konten media sosial menggunakan perangkat lunak yang mudah, seperti Canva.
Peserta pelatihan begitu beragam, mulai dari para mahasiswa yang tergabung dalam Pramuka atau organisasi kepemudaan hingga komunitas ibu-ibu Dharma Wanita. Keberagaman peserta ini penting, mengingat masyarakat yang disasar juga sangat beragam.
Salah satu materi yang dibahas dan kerap menjadi contoh kasus dalam penulisan konten adalah tentang Cek Klik. Cek Klik adalah terminologi yang dipakai untuk memudahkan masyarakat dalam mengingat unsur-unsur keamanan makanan dalam kemasan. KLIK sendiri merupakan singkatan dari: kemasan, label, izin edar, dan kedaluwarsa. Artinya, empat hal ini harus dicek dan diperiksa saat kita ingin membeli atau mengkonsumsi makanan dalam kemasan.
Pelatihan di empat kota itu berlangsung seru dan sangat santai. Peserta pelatihan yang awalnya tidak akrab dengan pembuatan konten media sosial, di akhir perjumpaan bisa setidaknya membuat konten sederhana untuk dipraktikkan dalam kampanye keamanan pangan.
Baca juga : Badan Siber dan Sandi Negara Akan Gandeng BIN, TNI, Polri