Home   Blog  
Media Massa

  Friday, 26 December 2025 12:00 WIB

Kaidah Kebahasaan Teks Editorial: Ciri, Fungsi, dan Contohnya

Author   Raden Putri
Kaidah Kebahasaan Teks Editorial: Ciri, Fungsi, dan Contohnya

Kaidah kebahasaan teks editorial menjadi salah satu unsur penting untuk membedakan tulisan tersebut dengan jenis teks lainnya. Dengan penggunaan bahasa yang tepat, editorial akan bisa menyampaikan opini redaksi secara tegas, logis, dan meyakinkan.

Banner Promo Bonus Akhir Tahun - Blog - Leaderboard

Pemahaman terhadap hal ini akan membantu penulis dalam menyusun argumen yang kuat dan mudah dipahami pembaca. Lantas, apa saja sebenarnya unsur kebahasaan teks editorial tersebut? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.

Pengertian Teks Editorial

Teks editorial adalah jenis tulisan argumentatif yang berisi opini atau pandangan terhadap suatu peristiwa, kebijakan, maupun isu tertentu. Teks ini termasuk karya jurnalistik yang umumnya dimuat di media massa, seperti surat kabar, majalah, hingga media online.

Dalam e-Modul Bahasa Indonesia Kelas XII, teks editorial merupakan pendapat resmi redaksi media terhadap isu aktual yang berkembang di masyarakat, baik di bidang ekonomi, sosial, budaya, maupun politik. Penyampaian opini ini disertai dengan data, fakta, dan alasan logis agar dapat diterima oleh pembaca atau pendengar.

Opini yang disampaikan juga dapat terdiri dari berbagai bentuk, termasuk kritik, penilaian, prediksi, harapan, hingga saran. Adapun secara umum, struktur teks opini ini memiliki tiga bagian utama, yakni pengenalan isu, rangkaian argumen pendukung, dan penegasan ulang pendapat penulis.

Banner Survey Tempo Institute

Tujuan Teks Editorial

Teks editorial atau tajuk rencana berisi tulisan untuk menyikapi berbagai persoalan yang berkembang di tengah masyarakat, baik dalam aspek sosial, politik, ekonomi, hukum, maupun bidang lainnya. Adapun tujuan dari penulisannya adalah sebagai berikut:

  1. Mengajak pembaca untuk ikut berpikir dan peduli terhadap isu yang sedang hangat terjadi di lingkungan sekitar.
  2. Memberikan sudut pandang atau pemahaman kepada pembaca mengenai permasalahan yang tengah berkembang.

Kaidah Kebahasaan dalam Teks Editorial 

Kaidah kebahasaan teks editorial

Dalam penulisan suatu karya jurnalistik, terdapat beberapa kaidah kebahasaan yang umum digunakan sebagai pedoman agar isi tulisan lebih kuat dan lugas. Secara umum, terdapat empat kaidah kebahasaan teks editorial utama, yaitu:

1. Menggunakan Kalimat Retoris

Salah satu kaidah kebahasaan artikel opini ini adalah penggunaan kalimat retoris, yaitu kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban. Kalimat ini digunakan untuk menggugah pemikiran pembaca agar merenungkan isu yang dibahas dan mempertimbangkan sudut pandang penulis.

Contohnya: “Apakah kebijakan yang ada benar-benar telah berpihak pada kesejahteraan masyarakat?”

2. Menggunakan Kata Populer

Tajuk rencana ini biasanya menggunakan kata-kata populer atau umum agar mudah dipahami oleh berbagai lapisan masyarakat. Penggunaan bahasa yang sederhana membantu pesan editorial tersampaikan secara efektif.

3. Menggunakan Kata Ganti Penunjuk

Tulisan pernyataan redaksi ini juga umumnya menggunakan kata ganti penunjuk untuk menegaskan waktu, peristiwa, atau hal yang menjadi fokus pembahasan.

Contohnya: “Melihat kondisi tersebut, diperlukan kebijakan yang tepat untuk mengatasi persoalan pengangguran di Indonesia.”

4. Menggunakan Konjungsi

Konjungsi berfungsi menghubungkan kata, frasa, klausa, atau kalimat agar alur tulisan menjadi padu. Dalam teks editorial, konjungsi digunakan untuk menata argumen, memperkuat pendapat, menunjukkan hubungan sebab-akibat, serta menyatakan harapan. Contohnya adalah pertama, berikutnya, bahkan, justru, oleh karena itu, agar, dan sehingga.

Ciri Kebahasaan Teks Editorial

Ciri kebahasaan teks editorial merujuk pada karakteristik bahasa yang tampak dalam keseluruhan teks, bukan sekadar pada aturan penulisannya. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

  1. Menggunakan Kata Populer: Tajuk rencana memakai kata-kata yang umum dan mudah dipahami agar pesan dapat diterima oleh berbagai kalangan pembaca.
  2. Mengandung Kalimat Opini: Editorial menyajikan pendapat atau sudut pandang penulis terhadap suatu isu, bukan sekadar menyampaikan informasi.
  3. Didukung Kalimat Fakta: Opini dalam tulisan ini diperkuat dengan fakta, data, atau pernyataan ahli agar argumennya lebih meyakinkan.
  4. Menggunakan Konjungsi Argumentatif: Kata hubung seperti oleh karena itu, bahkan, selain itu, dan sebab digunakan untuk menyusun alur logika argumentasi.
  5. Memakai Pronomina atau Kata Rujukan: Kata seperti ini, itu, tersebut, atau hal tersebut digunakan untuk merujuk pada peristiwa atau masalah yang sedang dibahas.

Contoh Kaidah Kebahasaan Teks Editorial 

Untuk memahami lebih lanjut mengenai kaidah kebahasaan tajuk rencana tersebut, simak contohnya berikut ini:

1. Kalimat Retoris

Digunakan untuk menggugah pembaca agar berpikir kritis terhadap isu yang dibahas. Contoh: “Sampai kapan masalah ini terus dibiarkan tanpa solusi nyata?”

2. Kata Populer

Memakai kosakata yang akrab di telinga masyarakat agar pesan editorial mudah dipahami. Contoh: harga, kebijakan, masyarakat, pemerintah.

3. Kata Ganti Penunjuk

Kelas Online Menulis Opini

Penggunaan kata ganti penting untuk merujuk pada peristiwa, kondisi, atau masalah tertentu. Contoh katanya adalah ini, itu, tersebut.

4. Konjungsi Sebab-Akibat

Kata hubung ini digunakan untuk menjelaskan hubungan logis antarperistiwa atau argumen. Contoh katanya adalah karena itu, sehingga, akibatnya.

5. Konjungsi Penegasan atau Penguat Argumen

Konjungsi ini dipakai untuk menekankan pendapat penulis. Contoh katanya adalah bahkan, justru, terlebih lagi.

Banner Kelas Bundling


Bagikan