 
                                                Biografi merupakan catatan tentang kehidupan seseorang. Teks ini biasanya dibuat agar tokoh tersebut bisa menjadi teladan bagi orang banyak.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), biografi adalah riwayat hidup (seseorang) yang ditulis oleh orang lain. Menurut Self Publishing, salah satu tujuan pembuatan teks biografi adalah sebagai catatan sejarah tentang tokoh penting.
Fungsi lainnya adalah untuk menginspirasi dan mendidik pembaca dan memberi wawasan mendalam tentang bagaimana tokoh tersebut menjalani hidupnya. Sebagai kisah hidup, hal yang harus ditulis dalam sebuah biografi biasanya meliputi latar belakang tokoh, prestasi, tantangan yang berhasil diatasi, hubungan, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, catatan ini umumnya memiliki sejumlah karakteristik yang membedakannya dengan jenis tulisan lain. Melansir dari E-Modul Bahasa Indonesia Kelas X, ciri-ciri teks biografi adalah sebagai berikut:
Setelah mengetahui ciri dan strukturnya, lantas bagaimana cara membuat biografi yang benar? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.

Cara menulis biografi yang pertama adalah memilih tokoh dengan kisah hidupnya menarik, inspiratif, atau memiliki kontribusi penting di bidang tertentu. Sosok tersebut bisa berasal dari berbagai latar belakang, seperti tokoh sejarah, seniman, ilmuwan, aktivis, atau bahkan seseorang di sekitarmu dengan memiliki pengalaman hidup berharga.
Pastikan sosok pilihanmu memiliki nilai dan perjalanan hidup bermakna bagi pembaca. Biografi bukan sekadar menceritakan hidup seseorang, tetapi juga menggali nilai, perjuangan, dan kepribadian yang membentuk sosok tersebut.
Riset merupakan fondasi utama dalam penulisan biografi yang benar. Kumpulkan data dari berbagai sumber seperti buku, artikel, arsip, wawancara langsung, atau rekaman video agar informasi tetap akurat dan kaya konteks.
Selain fakta-fakta penting seperti tanggal lahir, latar keluarga, dan pencapaian, carilah detail personal seperti kebiasaan, pandangan hidup, atau kisah-kisah kecil yang mencerminkan karakter tokoh. Semakin mendalam risetmu, semakin hidup pula biografi yang dihasilkan.
Tidak semua bagian dari kehidupan tokoh harus diceritakan secara lengkap. Tentukan fokus utama biografimu, apakah ingin menonjolkan perjuangan, pencapaian, atau nilai-nilai tertentu yang dimiliki tokoh.
Dengan arah yang jelas, alur cerita menjadi konsisten dan tidak melebar. Fokus membantu pembaca menangkap pesan utama kisah hidup tokoh tanpa terganggu oleh detail yang tidak relevan.

Setelah menentukan fokus, buatlah garis besar perjalanan hidup dalam urutan kronologis. Mulai dari masa kecil, pendidikan, perjalanan karier, hingga masa dewasa atau akhir hayat.
Struktur waktu membantu pembaca memahami perkembangan karakter dan perubahan-perubahan penting dalam hidup tokoh. Meski begitu, kamu juga bisa menggunakan pendekatan tematik, yakni menyusun cerita berdasarkan fase penting atau konflik yang dihadapi tokoh.
Paragraf pembuka adalah kunci untuk menarik minat pembaca. Hindari pembukaan yang terlalu datar seperti “Tokoh ini lahir pada…”, dan cobalah memulai dengan kisah menarik, kutipan, atau momen penting dalam hidupnya.
Pembuka yang kuat menciptakan rasa penasaran dan emosional, membuat pembaca ingin tahu lebih dalam tentang perjalanan hidup sang tokoh. Anggap pembuka sebagai “pintu masuk” menuju dunia yang kamu ceritakan.
Menulis biografi dengan gaya bercerita (naratif) bukan hanya daftar fakta. Gaya naratif membuat kisah terasa lebih hidup, seolah pembaca menyaksikan langsung perjalanan tokoh.
Gunakan deskripsi, dialog, dan detail situasi untuk menambah kedalaman cerita. Selain itu, perhatikan ritme tulisan agar tidak monoton.
Kombinasikan bagian informatif dengan bagian emosional, sehingga pembaca tidak hanya mendapat pengetahuan, tetapi juga pengalaman membaca yang menyentuh.

Kutipan langsung dari tokoh atau orang terdekatnya bisa memberikan nuansa autentik dan memperkaya narasi biografi.
Selain itu, kisah pribadi seperti pengalaman lucu, kegagalan, atau momen reflektif dapat membuat tokoh terasa lebih manusiawi dan dekat dengan pembaca.
Saat menulis biografi seseorang, jangan takut untuk menampilkan sisi rapuh atau kontradiktif dari tokoh. Hal ini justru penting utnuk membuat ceritanya lebih realistis.
Biografi yang baik bukan hanya tentang kesuksesan, tapi juga tentang proses dan perjuangan di baliknya.
Penutup biografi sebaiknya tidak hanya merangkum kisah hidup tokoh, tetapi juga memberikan makna atau pesan yang bisa dipetik pembaca.
Refleksikan nilai moral, pandangan hidup, atau inspirasi dari perjalanan tokoh agar kisah terasa utuh dan memberi kesan mendalam. Akhiran yang kuat akan membuat pembaca merenung dan terhubung secara emosional.
Gunakan kalimat menggugah atau memotivasi untuk menutup cerita, sehingga pembaca merasa mendapat pelajaran berharga setelah menelusuri seluruh perjalanan hidup sang tokoh.