Home   Blog  
Jurnalisme

  Friday, 14 November 2025 15:30 WIB

Cara Membuat Policy Brief yang Sesuai dengan Fakta

Author   Raden Putri
Cara Membuat Policy Brief yang Sesuai dengan Fakta

Policy brief adalah salah satu instrumen penting dalam menyampaikan rekomendasi berbasis data dan analisis ringkas dalam bidang kebijakan publik. Dengan dokumen ini, pembuat kebijakan akan terbantu dalam memahami isu kompleks secara lebih cepat dan mampu mengambil keputusan tepat.

Banner Belajar Menulis Penulisan di Tempo Institute

Oleh karena itu, policy brief harus disusun berdasarkan fakta akurat dan bukan sekadar opini atau asumsi, agar dokumennya efektif dan kredibel. Lantas, bagaimana cara membuat policy brief yang benar? Berikut rangkuman informasinya.

Apa Itu Brief Policy?

Heryana (2020) mengatakan bahwa policy brief adalah rangkuman analisis kebijakan yang ditujukan kepada pembuat kebijakan tingkat tertinggi dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah spesifik dan membuat keputusan kebijakan, bukti-bukti baru, dan rekomendasi baru untuk pembuatan kebijakan.

Dalam Salinan Peraturan LAN Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017, policy brief atau risalah kebijakan adalah tulisan ilmiah singkat dan fokus yang menawarkan alternatif solusi untuk masalah kebijakan terhadap isu tertentu yang sangat membutuhkan perhatian dari pembuat kebijakan.

Risalah kebijakan ini juga diartikan sebagai dokumen mandiri yang ringkas dan berfokus pada satu topik. Isi dari dokumen ini adalah hasil penelitian dan rekomendasi terhadap isu tertentu yang ditujukan kepada audiens non-spesialis.

Policy brief merangkum temuan penelitian dalam bahasa yang lugas dan mengaitkannya dengan inisiatif kebijakan. Fungsinya adalah untuk memberikan saran kebijakan berbasis bukti agar bisa membuat keputusan dengan tepat.

Karena harus dibuat dengan ringkas, jelas, dan berfokus pada satu topik, jumlah lembar policy brief adalah dua halaman dengan maksimal 1.500 kata. Sertakan hanya informasi penting dan hindari pembahasan bertele-tela. 

Cara Membuat Policy Brief

policy brief
Sumber gambar: Canva

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016 dan Peraturan LAN Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017, terdapat beberapa komponen wajib dalam policy brief. Mulai dari ringkasan, pernyataan isu/masalah, latar belakang, pre-existing policies, pilihan kebijakan, keuntungan dan kelemahan, serta rekomendasi.

Dengan begitu, maka struktur untuk membuat policy brief adalah sebagai berikut:

  • Judul
  • Ringkasan eksekutif
  • Pendahuluan
  • Metodologi
  • Hasil/Temuan
  • Rekomendasi
  • Apendiks (jika diperlukan)
  • Daftar Pustaka

Adapun cara untuk membuat policy brief menurut Fiscal Note adalah sebagai berikut:

1. Pahami Audiensnya

Sebelum menulis policy brief, ketahui siapa target risalah kebijakan tersebut. Mengetahui latar belakang, kebutuhan, dan prioritas audiens akan membantu Anda menyesuaikan bahasa serta isi pesan agar lebih tepat sasaran.

2. Jelaskan Alasan Masalah Harus Diperhatikan

Tunjukkan mengapa isu yang kamu bahas penting dan harus segera diatasi. Pemangku kebijakan memiliki banyak isu untuk dipertimbangkan, jadi beri alasan kuat mengapa isu ini mendesak dan tidak bisa ditunda. Gunakan fakta dan data akurat untuk memperkuat argumen, bukan hanya perasaan atau opini pribadi.

3. Sertakan Latar Belakang Masalah

Jangan asumsikan audiens sudah paham topik yang dibahas. Sisipkan ringkasan konteks atau sejarah singkat agar pembaca memahami akar masalah. Kamu bisa tambahkan lampiran atau sumber tambahan agar informasi lebih detail, tanpa mengganggu alur utama tulisan.

4. Gunakan Data Pendukung

Manfaatkan data dan statistik yang relevan untuk memperkuat argumen. Pilih angka paling kuat dan sampaikan dengan cara visual agar lebih mudah dipahami. Hindari menyertakan terlalu banyak data, dan cukup gunakan yang paling penting untuk mendukung rekomendasimu.

5. Fokus pada Masalah Utama

Pastikan tulisanmu singkat dan langsung ke inti. Hindari menjelaskan terlalu banyak informasi yang justru membuat pembaca kehilangan fokus. Sajikan hanya poin utama dan pesan paling krusial, serta gunakan visual atau lampiran untuk menjelaskan detail tambahan bila perlu.

6. Hindari Kata yang Rumit

Gunakan bahasa sederhana dan mudah dipahami oleh siapa pun, terutama jika audiens bukan dari kalangan akademik atau profesional tertentu. Hindari istilah teknis yang sulit dipahami dan akronim berlebihan.

7. Sertakan Gambar atau Grafik Tambahan

Gunakan bagan, grafik, atau ilustrasi untuk memperjelas informasi dan memperkuat data. Pastikan visual sesuai dengan isi dan tidak membingungkan. Jika ruang terbatas, sertakan tautan ke halaman lain yang memiliki visualisasi lengkap agar pembaca tetap bisa memahami konteksnya dengan baik.

Berlatih Membuat Policy Brief Bersama Tempo Institute

Tingkatkan kemampuan menulismu dalam dunia kebijakan publik dengan bergabung bersama Tempo Institute di Kelas Menulis Policy Brief. Pelajari teknik menulis berbasis riset, penyusunan argumen yang logis, dan strategi komunikasi efektif agar gagasanmu bisa berdampak nyata.


Bagikan