Di tengah perkembangan zaman yang sangat pesat ini, manusia dituntut untuk mampu beradaptasi dengan cepat. Tidak hanya memahami soal perubahan zaman, tapi juga beradaptasi dengan kemampuan-kemampuan yang uptodate agar bisa bertahan di tengah persaingan, terutama di dunia kerja. Salah satu kemampuan mendasar yang harus dikuasai manusia sebagai makhluk sosial dan sangat berguna di dunia kerja, adalah kemampuan berkomunikasi yang baik. Bahkan, akan percuma jika seorang ahli/ilmuwan/praktisi hebat, tapi tidak bisa mengomunikasikan ide dan pemikirannya kepada orang lain, baik berkomunikasi secara verbal maupun non-verbal. Itulah mengapa kemampuan berkomunikasi penting dan harus selalu diasah.
Kemampuan komunikasi ada beragam, tidak hanya pandai membaca, berpidato atau bernegosiasi. Universitas Indiana Bloomington, dalam artikelnya menyebutkan ada 10 contoh keterampilan komunikasi yang baik, yaitu:
Keterampilan tersebut sangat dibutuhkan dalam berkomunikasi dan dapat mendukung untuk mengembangkan potensi. Misalnya saja, ketika melakukan diskusi dengan klien, atau presentasi di depan pimpinan, kita harus memiliki keterampilan percaya diri, kecerdasan emosional, meringkas dan memberikan umpan balik. Tapi untuk mengelola keterampilan tersebut, tentu tidak mudah. Mengikuti pelatihan, seperti Pelatihan Regular dari Tempo Institute bisa menjadi cara untuk mengembangkan keterampilan tersebut, sesuai dengan kebutuhan. Dengan keterampilan berkomunikasi yang matang, mengembangkan potensi akan lebih mudah, terlebih jika kita juga menerapkan cara mengembangkan potensi berikut ini:
Psikolog Amerika, Abraham Maslow dalam jurnalnya menggambarkan tentang Model Hierarki Kebutuhan. Dalam model berbentuk piramida ini, ada lima tingkatan: Kebutuhan Fisik, Keamanan, Kepemilikan, Penghargaan dan Aktualisasi Diri. Ini berkaitan dengan cara mengembangkan potensi, di mana pondasi piramida itu harus dibangun dan dikokohkan dari paling dasar. Jika semua tingkatan kebutuhan tersebut terpenuhi, seorang individu dapat mencapai potensi puncaknya.
Seorang filsuf, George Bernard Shaw mengatakan “Those who cannot change their minds cannot change anything”, di mana sebuah perubahan berawal dari pola pikir. Jika ingin mengembangkan potensi yang dimiliki dan berharap sebuah perubahan yang positif, maka ubah pola pikir yang bertentangan dengan apa yang diinginkan.
Selain dua poin di atas, potensi juga bisa dikembangkan lewat tantangan. Sebelum menerjang tantangan, lakukan observasi terlebih dahulu. Kenali dan pahami lingkungan sekitar, apa yang terjadi dan apa yang sedang menjadi tren. Melakukan hal yang belum pernah dilakukan atau yang baru diketahui menjadi tantangan tersendiri. Walau sulit, dengan adanya tantangan, kita akan mendapatkan banyak pelajaran baru yang bisa membantu mengembangkan potensi. Jadi, jangan takut dengan tantangan, ya!
Satu lagi yang tak boleh dilewatkan jika ingin mengembangkan potensi, yaitu soal waktu. Manajemen waktu sangat penting untuk menumbuhkan disiplin. Orang yang menghargai waktu, tentu akan berdampak dalam kehidupannya. Kita akan lebih dihargai oleh orang lain jika kita datang tepat waktu saat janjian. Kita juga akan dipercaya, jika memenuhi target pekerjaan tepat waktu. Manajemen waktu yang disiplin akan memudahkan kita dalam menjalankan berbagai urusan, yang mana secara tidak langsung akan mempengaruhi sepuluh keterampilan berkomunikasi yang sudah disebutkan sebelumnya.
Mengembangkan potensi dimulai dari diri sendiri, jadi luangkan waktu untuk rehat dari rutinitas. Bukan melarikan diri atau menyerah, rehat sejenak untuk mengembalikan energi, justru akan membuat tubuh siap menerjang tantangan baru. Tapi ingat untuk rehat sejenak saja, dan bukan beralasan “self reward”. Rehat di sini bertujuan untuk mengistirahatkan tubuh atau recharge, dan istirahat itu adalah kebutuhan tubuh, bukan sebuah reward.
Selain kelima cara di atas, ada 101 cara mengembangkan potensi yang ada dalam diri. Tempo Institute hadir dengan Program Pelatihan Regular yang bisa diikuti oleh siapa saja. Pelatihan yang ditawarkan pun beragam, dan paling banyak adalah pelatihan untuk mengembangkan potensi kemampuan berkomunikasi, seperti public speaking, menulis, dan masih banyak lagi lainnya.
Baca juga : Badan Siber dan Sandi Negara Akan Gandeng BIN, TNI, Polri