Jangan Pandang Vokasi Sebelah Mata Lagi

Beberapa dekade lalu, pendidikan vokasi masih dipandang sebelah mata. Tidak menjadi pilihan calon siswa/mahasiswa atau orangtua. Sekarang, pendidikan vokasi tidak dianggap “nomor dua” dan tidak bisa dipandang sebelah mata lagi. 

Hal itu bisa dilihat dari karya atau kecemerlangan yang dihasilkan oleh para lulusan dan siswanya. Salah satunya, sebagai contoh, adalah Putri Ariani–siswi SMKN 2 Kasihan, Bantul, Yogyakarta, yang mendapat golden buzzer dalam ajang America’s Got Talent. Masih banyak Ariani-Ariani lain dari berbagai bidang yang muncul dari pendidikan vokasi. 

“Vokasi memiliki tanggung jawab bukan untuk menciptakan buah mangga di pohon rambutan, melainkan menjadikan setiap pohon menghasilkan buah yang manis sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Dr. Kiki Yuliati.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, juga berkomentar positif terkait vokasi lewat apresiasi terbitnya buku Mendobrak Mitos: 20 Kisah Inspiratif Pendidikan Vokasi yang diterbitkan Tempo Institute.

Buku Mendobrak Mitos: 20 Kisah Inspiratif Pendidikan Vokasi memuat sejumlah kisah inspiratif yang merupakan praktik dari transformasi sejumlah satuan pendidikan vokasi, baik di sekolah menengah kejuruan (SMK) maupun di perguruan tinggi vokasi di berbagai wilayah.  

Nadiem berharap semakin banyak karya jurnalistik serupa yang hadir untuk mengubah persepsi publik terhadap pendidikan vokasi.

“Dengan demikian, semakin banyak masyarakat Indonesia yang terlibat mendukung transformasi pendidikan vokasi yang sedang kami gencarkan selama beberapa waktu terakhir,” tuturnya saat peluncuran buku Mendobrak Mitos: 20 Kisah Inspiratif Pendidikan Vokasi di Gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Senin (26/6/2023).

Dalam acara tersebut, ada pembacaan kisah hebat vokasi juga oleh Nadiem Makarim, Heru Dewanto, Wakil Ketua Umum Bidang Pendidikan dan Kebudayaan KADIN Indonesia, dan Agustina Tutik, Ketua Tim Strategi dan Perencanaan Pengusaha Peduli Vokasi.

Direktur Tempo Institute, Qaris Tajudin, menjelaskan bahwa buku ini berisi 20 kisah pendidikan vokasi yang akan memberikan inspirasi dari kemajuan pendidikan vokasi. Menurutnya, hal ini sejalan dengan semangat revitalisasi vokasi. 

“Pendidikan vokasi yang kemudian ‘terlahir’ kembali sejak tiga tahun terakhir, terus berproses, dan menjadi lebih baik. Oleh karena itu, jangan heran, mitos bahwa pendidikan vokasi masih dipandang sebelah mata dan menjadi nomor dua, kini mendobrak,” ucap Qaris.

Acara ini juga dibarengi dengan lomba cerita tentang dampak vokasi dalam kehidupan banyak orang. Lomba ini memunculkan banyak cerita unik, menarik, dan hebat dari orang-orang yang mengenyam atau mendapatkan pendidikan vokasi.