Media berperan penting dalam menyebarkan informasi kesehatan. Berita kesehatan mestinya bisa dipercaya dan memiliki rujukan yang jelas seperti wawancara profesional atau jurnal yang kredibel.
Masih banyak artikel kesehatan yang beredar dengan judul clickbait, hanya untuk mendapatkan banyak pembaca namun rujukan tulisannya masih sangat dangkal. Tak heran jurnalis kesehatan memperoleh reputasi buruk terutama jika beritanya hanya mengutamakan perspektif sensasional dan menakut-nakuti pembaca tanpa memberikan alternatif maupun jalan keluar.
Pandemi Covid-19 telah membuktikan betapa besarnya dampak pemberitaan terhadap situasi sosial dan kepercayaan masyarakat terhadap media. Oleh sebab itu, penting bagi jurnalis kesehatan untuk bisa menulis berita kesehatan yang terpercaya, juga di sisi lain mudah dipahami oleh pembaca. Berikut tips menulis berita kesehatan yang terpercaya dan mudah dipahami:
1. Sumber yang Jelas dan Dapat Dipertanggungjawabkan
Sumber berita kesehatan bisa berupa jurnal maupun wawancara terhadap pakar kesehatan seperti dokter. Jane C. Hu, seorang jurnalis sains memberikan saran untuk menemukan pakar yang tepat untuk cerita yang ditulis. Meskipun kelihatannya, katakanlah, seorang dokter harus memiliki keahlian di bidang kesehatan, itu sangat tergantung pada spesialisasi mereka, dan apakah mereka secara aktif melakukan penelitian tentang masalah yang dihadapi.
Sedangkan sumber berita kesehatan yang berasal dari jurnal, Josie Glausiusz, reporter kesehatan dan sains lepas memberikan masukan untuk tetap up to date dengan semua siaran pers yang dikirim oleh jurnal-jurnal besar seperti Nature, Science, EurekAlert!, Journal of American Medical Association, The New England Journal of Medicine, The Lancet, The BMJ juga sekaligus mengikuti mereka di Twitter.
Tak hanya itu, Amanda Morris, reporter biosains di The Arizona Republic mengatakan untuk mendekati semua penelitian dan temuan penelitian dengan pandangan kritis, jangan hanya berasumsi bahwa temuan penelitian berarti sesuatu yang signifikan. Misalnya Anda bisa melihat dari ukuran sampelnya, apakah itu merupakan ukuran sampel yang cukup signifikan untuk menarik kesimpulan, serta keragaman/penyusunan penelitian.
2. Tulis Berita yang Bisa Membantu Pembaca Memilih Alternatif Pengobatan
Fokus pada cerita yang memberikan informasi kepada audiens yang dapat digunakan untuk membantu penyedia layanan kesehatan mereka membuat pilihan pengobatan terbaik. Saat pemenang kontes ICFJ’s 2014 Maternal and Child Health Reporting Contest, Yuan Duanduan reporter Southern Weekend, meliput masalah kesehatan di Tiongkok, menemukan bahwa pasien mengalami kesulitan menjelaskan masalah dan kekhawatiran mereka kepada staf medis. Dia mengatakan pelaporan kesehatan yang andal berdasarkan informasi yang solid, dapat menjembatani kesenjangan komunikasi antara masyarakat dan tenaga medis.
3. Jangan Takut Bertanya Hal Sederhana
Kunci menjadi jurnalis kesehatan adalah kerendahan hati bahkan meski merasa sudah memahaminya. Ini membuat liputan yang ditulis lebih terverifikasi dengan tetap menanyakan berbagai pertanyaan sederhana ke ahli kesehatan.
Melinda Wenner Moyer, jurnalis sains dan editor kontributor di Scientific American dan kolumnis untuk Slate mengutarakan bahkan tidak apa-apa mengajukan pertanyaan dasar selama wawancara. Terkadang itu adalah pertanyaan terbaik. Dan tidak apa-apa untuk meminta sumber untuk menjelaskan kembali hal-hal yang tidak Anda mengerti.
4. Tetap Tulis dengan Menarik
Dalam sebuah makalah yang ditulis oleh jurnalis lepas, Heini Maksimainen yang berjudul Improving the Quality of Health Journalism: When Reliability Meets Engagement, ia menyebutkan beberapa tips menulis berita kesehatan secara menarik.
Menurut hasil wawancara sebelas jurnalis dan pakar yang berbasis di Inggris dan AS, jika berurusan dengan topik yang kompleks, luangkan waktu untuk menulis artikel yang panjang. Tempatkan topik dalam konteks bukti dan diskusi masyarakat yang lebih luas. Orang-orang membaca cerita panjang secara online tetapi ada satu persyaratan: itu harus menarik.
Kalau bisa, temukan sudut pandang yang mudah dipahami pembaca. Fokus pada orang dan tempatkan pengalaman mereka dalam konteks dengan bukti. Ingat, orang menyukai cerita yang bagus. Jika cerita panjang, andalkan prinsip jurnalisme naratif: temukan karakter utama dan bangun struktur dramatis. Jika Anda menulis tentang masalah medis yang sangat sulit, seperti resistensi antibiotik atau obesitas, pertimbangkan kemungkinan solusi untuk masalah tersebut. Menawarkan percikan harapan dapat membuat pembaca merasa lebih berdaya.
Pikat perhatian audiens di media sosial dengan menggunakan headline yang menarik, gambar yang menarik dan intro yang menarik. Hapus kemungkinan hambatan seperti pemuatan foto lambat atau multimedia yang memerlukan klik ekstra.
Kamu ingin belajar lebih dalam lagi tentang cara menulis berita kesehatan yang tepat bersama ahlinya dari Tempo langsung?
Yuk, daftarkan dirimu dan belajar langsung di kelas online Teknik Menulis untuk Pemula!
Baca juga : Badan Siber dan Sandi Negara Akan Gandeng BIN, TNI, Polri