Cerita dr. Rifan Melawan Hoaks saat Pandemi

Penerima beasiswa Kelas Online Tempo Institute berbagi cerita inspiratif. Ini cerita dari Rifan Eka Putra Nasution melawan hoaks lewat tulisan:

“Nama saya Rifan Eka Putra Nasution, saat ini bekerja sebagai dokter di sebuah Puskesmas di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara. Banyak sekali informasi bohong dan salah yang beredar seputar virus corona baru dan penyakitnya yang membuat saya resah. Tapi, saya tetap harus menyampaikan informasi kedokteran dan kesehatan yang benar kepada masyarakat. Terus melawan hoaks dengan cara menulis.

Beruntung saya mendapatkan beasiswa kelas online Tempo Institute #TerhubungOlehHarapan dari Telkom dan BCA. Kelas online Menulis Opini: Menembus Meja Redaksi memudahkan saya untuk menjadikan hasil penelitian kedokteran yang sulit dipahami menjadi informasi yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam.

Kabar bohong pernah membuat kepanikan di wilayah kerja saya. Ketika warga masyarakat takut pada seorang yang baru pulang dari Malaysia ke desa mereka. Ada kabar burung di media sosial bahwa orang yang pulang dari Malaysia itu membawa virus corona. Masyarakat sampai mengucilkannya. Saya dan tim dari Puskesmas harus menyampaikan bahwa kabar yang beredar tidak benar.

Selama pandemi, saya membantu petugas melakukan pendataan orang-orang yang baru pulang dari luar kota dan kembali ke wilayah kerja. Di samping itu, saya dan tim COVID-19 Puskesmas juga melakukan penyuluhan, edukasi, dan penyampaian informasi yang benar kepada masyarakat serta lintas sektoral (aparat desa, tokoh masyarakat, dll.).

Saya juga berusaha untuk meluruskan informasi hoaks atau berita bohong. Selain bersama Puskesmas, salah satu upaya yang saya lakukan adalah menulis artikel atau postingan media sosial, untuk menyampaikan bahwa informasi yang disampaikan berupa hoaks. Tentunya saya punya bukti-bukti pendukung yang menunjukkan bahwa informasi atau berita tersebut merupakan hoaks.

Kini artikel kolom saya dapat terbit di media online lokal dan media online nasional. Semoga saya juga bisa menerbitkan buku untuk melawan hoaks, terutama hoaks soal kesehatan.”