Fotografi Kuliner, sebuah skill yang sanggup mengangkat pamor produk makanan. Orang yang melihat foto makanan, yang ditata dengan estetika dan teknik bagus, akan tergoda ingin menyantap makanan tersebut. “Bikin ngeces,” begitu komentar yang sering kita baca di media sosial. Fotografi kuliner tumbuh seiring dengan pertumbuhan gaya hidup yang selalu berkembang, termasuk pola makan, mempengaruhi selera makanan masyarakat. Terbukti dari makin maraknya tren kuliner saat ini. Visualisasi makanan yang estetik menjadi hal yang penting.
Untuk menghasilkan fotografi kuliner yang sedap dipandang, teknik penataan makanan yang tepat menjadi salah satu kunci penting. Hal inilah yang membuat edukasi dan informasi seputar penataan makanan tersebut dibutuhkan.
Food Stylist, Puji Purnama mengatakan teknik menata makanan sangat penting untuk memasarkan makanan. Terlebih, bagi orang awam yang tertarik terhadap seni kuliner atau mungkin ingin memulai bisnis kulinernya. “Memberikan visualisasi makanannya secara menarik dalam sebuah foto akan mencuri perhatian calon konsumen,” kata Puji dalam workshop ‘Memotret Kuliner Nusantara’ yang diadakan Tempo Institute di Co-working Space Ruang & Tempo, Jakarta, Sabtu 30 Juni 2018.
Food stylist bertugas membuat dimensi tekstur makanan lebih menonjol. Misalkan, Anda ingin mengambil foto pizza. Penata makanan, memegang andil untuk membuat foto pizza tampak lebih ‘hidup’ dengan mengutamakan pepperoni atau paprika pizza tersebut. “Makanan adalah benda mati. Bagaimana benda mati itu bisa ‘hidup’ atau berbicara melalui sebuah foto. Di situlah peran food stylist,” ucap Puji.
Ada prinsip dalam penataan makanan yang perlu diketahui. Salah satunya, konsep awal yang ingin diperlihatkan. Apakah ingin menonjolkan sisi tradisional atau modern, semua harus terkonsep dengan baik. Setelah itu, kombinasikan dengan pengembangan ide atau inovasi.
Selanjutnya, hal yang terkait teknis juga perlu diketahui serta dipelajari, misalnya pengaturan komposisi, pengenalan warna, serta harus mengenal kebiasaan. “Maksudnya, kalau masakan Padang itu biasanya apa saja pelengkapnya? Kalau masakan Aceh, biasanya disajikan dengan apa? Itu membantu visualisasi makanan dalam foto supaya terlihat lebih estetik,” kata pria yang sebelumnya berkecimpung di dunia pemasaran selama 10 tahun ini.
Artikel ini pernah terbit di Tempo.co dengan judul “Food Photography, Jangan Abaikan Estetika Tata Letak Makanan“
Reporter: Anastasia Pramudita Davies
Editor: Rini Kustiani
Kelas Fotografi Kuliner didukung oleh Solaria Indonesia, Prima Imaging, Dapur Hangus, Dapur Sulthan Catering, Sayuran dari Fresh and Veggies, Tempo serta Coworking space Ruang dan Tempo, bagian dari serial kelas pengembangan skill menulis Tempo Institute.
Baca juga : Badan Siber dan Sandi Negara Akan Gandeng BIN, TNI, Polri